IPW Pertanyakan Penanganan Kasus Cebongan

Rabu, 08 Mei 2013 – 16:38 WIB
JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane mempertanyakan penanganan penyerangan ke Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman, Yogyakarta yang menewaskan empat tahanan.

"Sudah 45 hari kasus yang melibatkan 11 anggota Kopassus itu belum ada tanda-tanda akan dibawa ke Pengadilan Militer," ujar Neta dalam keterangan pers, Rabu (8/5).

Begitu juga sambung dia, mengenai kasus pembunuhan Sertu Santoso di Hugos Cafe yang tak kunjung dituntaskan Polda Yogyakarta. Padahal diduga tujuh tersangkanya masih bebas berkeliaran.

Akibat pembiaran kasus Hugos Cafe, aksi premanisme kembali marak terjadi di Yogyakarta. Neta mencontohkan, pada hari Minggu 5 Mei 2013, dua anggota Yonif 403 Kentungan luka-luka dikeroyok di minimarket Jalan Seturan Sleman. "Sebelumnya, Kamis 2 Mei 2013 malam beberapa preman mengamuk di XT Square Jogja," kata dia.

Karena itu Neta menerangkan, pihaknya mendesak Kapolri segera memerintahkan Kapolda Yogyakarta melakukan operasi pemberantasan preman dan menindak pejabat polisi yang membekingi para preman.

Sebab sikap pejabat-pejabat kepolisian itu lanjut dia, membuat para preman di Yogyakarta menjadi besar kepala dan bersikap semaunya. Mereka bertindak sebagai penguasa wilayah-wilayah strategis di kota wisata itu.

"Para preman dengan inisial Hrn, Du, BT, Drh, Tr, G, MB, ZA, YF, SM, EBP, ATS, He, M, dan Im menjadi orang-orang yang ditakuti di Yogyakarta," kata dia.

Menurut Neta, bahaya premanisme di Yogyakarta sudah mencemaskan. Jika tidak segera diatasi konflik akan terjadi dan bukan mustahil anggota TNI yang turun langsung memburu para preman.
Untuk menuntaskan kasus Cebongan, kasus Hugos Cafe harus dituntaskan lebih dulu.

Karena itu Neta menjelaskan, IPW berharap, Tim Investigasi TNI segera turun menelusuri kasus Hugos Cafe karena diduga ada oknum aparat yang terlibat dan hingga kini belum diusut. (gil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hidayat Mengaku Mobil Disegel KPK buat Operasional Partai

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler