IPW Sarankan Jokowi Cermati Pemilihan Kabaintelkam Polri

Minggu, 28 September 2014 – 21:36 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane meminta presiden terpilih periode 2014-2019, Joko Widodo  (Jokowi) mencermati secara serius proses pergantian pejabat di posisi Kepala Bagian Intelijen Keamanan (Kabaintelkam) Polri pada akhir September 2014 ini.  Tujuannya, agar Kabaintelkam dipegang oleh perwira tinggi kepolisian yang tepat.

Menurut Neta, posisi Kabaintelkam Polri sangat strategis, termasuk untuk memastikan keamanan pelantikan Jokowi sebagai Presiden RI pada 20 Oktober nanti. "Supaya proses pelantikan Jokowi sebagai Presiden pada 20 Oktober berjalan aman, lancar, dan tidak ada gangguan yang serius," ungkap Neta, Minggu (28/9).

BACA JUGA: Jokowi-JK Beri Penghargaan untuk Pokja Transisi dan Relawan

Untuk diketahui, posisi Kabaintelkam Polri saat ini dipegang oleh Komjen (Pol) Suparni Parto. Namun, Suparni yang lahir 7 September 1956 sudah memasuki masa pensiun dan akan meninggalkan jabatannya pada akhir September ini. Artinya, pada 1 Oktober 2014 sudah dilantik Kabaintelkam baru.

Dari informasi yang didapat Neta, saat ini beredar isu di kalangan elite Polri bahwa posisi Kabaintelkam akan dipegang oleh Akpol 1981 atau perwira yang satu angkatan dengan Kapolri Jenderal Sutarman. Namun, kata Neta, kalangan perwira muda di Polri menginginkan posisi Kabaintelkam dipegang oleh perwira yang lebih muda. Alasannya, kinerja Intelkam Polri ke depan perlu mengimbangi kinerja pemerintahan baru Jokowi-JK.

BACA JUGA: Pergantian Honorer K2 Bodong Dimulai Oktober

Saat ini ada sejumlah nama yang muncul sebagai calon kuat untuk menjabat Kabaintelkam Polri. Di antaranya Irjen Syafrudin (Kadiv Propam), Irjen Noer Ali (Kapolda Jateng), Irjen Djoko Mukti Haryono (Wakaba Intelkam), dan beberapa nama pati dari Badan Intelijen Negara (BIN).

Menurutnya, selama ini kinerja intelijen selalu kedodoran dan dikeluhkan banyak pihak. Padahal, ancaman keamanan ke depan, terutama di era pemerintahan Presiden Jokowi masih tetap tinggi, baik dari dalam maupun luar negeri. Isu terorisme, narkoba, peredaran senjata api ilegal maupun konflik politik perlu dicermati Jokowi dengan pendekatan intelijen agar tidak mencuat menjadi gangguan kamtibmas. "Intelijen adalah institusi yang sangat strategis, yang perlu dicermati dan ditata kinerjanya oleh Jokowi," papa Neta.

BACA JUGA: Garuda Sudah Terbangkan 82.961 Jemaah Haji

Karenanya Neta berharap agar Jokowi mencermati proses pemilihan Kabaintelkam Polri yang baru. “Agar Polri tidak salah pilih atau asal," kata Neta. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penunjukan Ari Soemarno Menuai Kontroversi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler