Penunjukan Ari Soemarno Menuai Kontroversi

Minggu, 28 September 2014 – 20:49 WIB
Jokowi bersama Tim Transisi yang dibentuknya. Foto: Dok JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Peneliti Global Future Institute Ferdiansyah menilai penunjukan mantan Dirut Pertamina dan Dirut Petral, Ari Soemarno sebagai Ketua Pokja Energi dan Anti Mafia Migas oleh Tim Transisi Jokowi-JK mengejutkan banyak pihak.

Pengumuman itu, kata dia, disampaikan Rini Soemarno, adik Ari, yang tanpa canggung menyampaikan kakaknya dipilih karena diyakini cukup kompeten dalam menyelesaikan persoalan Migas.

BACA JUGA: Jokowi Diminta tak Pilih Kader PPP yang Dipecat ke Kabinetnya

"Kemunculan Ari Soemarno nampaknya akan mengundang kontroversi dari berbagai kalangan pelaku Migas dan stakeholder energi pada umumnya," kata Ferdiansyah dalam siaran persnya, Minggu (28/9).

Sebab, kata dia, Ari pernah juga dipercaya sebagai Staf Khusus Direktur Hilir dan Direktur Utama Petra.
"Dengan demikian, terkait strategi apa yang hendak dia lakukan untuk menangani berbagai masalah krusial Migas, pastinya ada beberapa cerita lama terkait perannya di Petral di masa lalu yang kiranya menarik untuk diungkap," paparnya.

BACA JUGA: Panselnas Monitor CAT CPNS di Seluruh Instansi

Dia mengatakan, kenyataan bahwa Indonesia saat ini mengimpor minyak 500 ribu barel per hari, sehingga sungguh mengagetkan ketika Tim Transisi Jokowi-JK sempat melontarkan wacana pembubaran Petral. Namun, sehari setelahnya wacana itu buru-buru dibantah termasuk Jokowi sendiri yang ikut menganulir pembebasan Petral.

Ia juga kembali membuka peran Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina yang selama ini melakukan kontrol pengawasan terhadap Petral. Menurutnya, ISC yang secara de facto dan de jure menguasai Petral.

BACA JUGA: Kubu SDA Tantang Emron Cs di Muktamar PPP ‪

"Dan orang yang paling berkuasa di ISC ini adalah Ari Soemarno. Karena Ari Soemarno lah yang membentuk ISC pada 2008," katanya.

Menurutnya, melalui ISC inilah skema tata kelola Migas Ari Soemarno ke depan patut dicermati. Sebab, ISC punya kekuasaan yang sangat kuat antara lain bisa beri order via Petral baik yang secara periodik maupun ad hoc.

"ISC ini pula punya wewenang untuk menentukan pemenang dan penetapan harga di dalam tender Petral," katanya.

Menariknya lagi, sambung dia, ISC ini juga ternyata bisa melakukan trading di luar Petral, misalnya ke Aljazair, Irak dan National Oil Company.

"Apakah dengan pembubaran Petral pada perkembangannya justru akan mengkondisikan Ari Soemarno cs untuk menjadi penguasa Migas baru? Bisa jadi," katanya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Trisakti Kritik Sujud Syukur Amien Rais Lewat Puisi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler