jpnn.com, JAKARTA - Republik Islam Iran menyambut Hari Internasional Al-Quds yang jatuh pada 29 April 2022 dengan menyerukan pembebasan Palestina.
Sayang, sejak agenda tahunan tersebut pertama kali dirayakan pada 1979 hingga saat ini, kondisi Palestina tak banyak berubah.
BACA JUGA: Peringati Hari Al-Quds Internasional, Ribuan Aktivis Pembela Palestina Gelar Aksi Damai
“Pendiri Republik Islam Iran Ayatullah Ruhollah Khomeini telah menetapkan Jumat terakhir bulan Ramadan sebagai Hari Internasional Al-Quds untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Pada hari ini umat Islam di berbagai negara Muslim dan para pendukung kemanusiaan serta penuntut kebebasan akan menggelar berbagai kegiatan dan aksi solidaritas sebagai bentuk dukungan kepada rakyat tertindas Palestina,” tulis pernyataan Kedutaan Besar Iran di Jakarta, Selasa.
“Hari Internasional Al-Quds” diperingati oleh berbagai komunitas di hampir 80 negara, bahkan di negara-negara dengan minoritas penduduk Muslim karena mendukung dan membela Al-Quds AL-Sharif tidak terbatas bagi Muslim dan negara-negara Islam, ujar Kedubes Iran.
BACA JUGA: Solusi Demokratis Ala Iran: Abaikan Israel, Palestina Tentukan Semua
Kedubes Iran mengatakan membela Baitul Maqdis sama seperti membela rumah dan memuliakan kebebasan.
Penyampaian solidaritas internasional kepada masyarakat Palestina melalui berbagai cara inovatif tetap akan disampaikan dengan sebuah slogan yang sama yaitu “Kegagalan Kesepakatan Abad Ini, Kegagalan normalisasi hubungan dengan rezim Zionis dan konsolidasi kepada cita-cita Palestina”.
BACA JUGA: Israel Makin Brutal terhadap Warga Palestina, Indonesia Menginisiasi Pertemuan Luar Biasa
Kedubes Iran mengatakan pentingnya “Hari Internasional Al-Quds” dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu untuk menghidupkan isu Palestina, mendukung bangsa tertindas Palestina dan resistensi mereka melawan kezaliman.
Kemudian, melawan terorisme dalam bentuk penjajahan serta mengutuk intervensi kekuatan besar di kawasan.
“Terdapat tiga alasan penting yang menjadikan isu Palestina menjadi isu utama bagi dunia Islam. Pertama, identitas agama di Palestina sebagai wilayah yang penting untuk berbagai agama khususnya agama Islam,” ujar Kedubes Iran.
Kedua, identitas pendudukan rezim Zionis Israel yang terus melancarkan pendudukan dan kebijakan ekspansionisme.
Ketiga, identitas koalisi antara Barat dan rezim Zionis Israel untuk terus memecah belah dan menyebarkan dualitas antara umat Muslim dengan tujuan melanjutkan pendudukan mereka.
Perayaan “Hari Internasional Al-Quds” secara masif dan inovatif sangatlah bermakna bagi masyarakat Palestina yang tertindas karena “Hari Internasional Al-Quds” adalah refleksi dan peran dunia Islam dalam upaya pembebasan Palestina secara nyata.
“Hari Internasional Al-Quds” adalah momentum komunitas dunia untuk mengutuk tindakan ilegal memindahkan kedutaan besar Amerika ke Al-Quds dan mengakuinya sebagai ibukota rezim Zionis.
“Hari Internasional Al-Quds” juga momentum dunia untuk menuntut pembebasan Al-Quds dan mendukung rakyat tertindas Palestina tetap menjadi prioritas pertama dunia Islam serta mengecam setiap aksi yang ingin mengesampingkan prioritas ini.
Kedubes Iran mengatakan “Hari Internasional Al-Quds” tahun ini pun begitu penting dikarenakan AS bersama dengan rezim zionis Israel memaksakan kehendak keji mereka kepada masyarakat Palestina melalui “Kesepakatan Abad Ini” alias “Konspirasi Abad Ini” dan upaya “Normalisasi Hubungan” dengan negara-negara Islam.
Republik Islam Iran percaya bahwa “Kesepakatan Abad Ini” dan normalisasi hubungan rezim Zionis dengan negara-negara Islam adalah pengkhianatan terhadap hak dan cita-cita masyarakat Palestina dan penikaman mereka dari belakang.
"Kami melihat upaya normalisasi sebagai sebuah alat untuk memperkokoh pendudukan ilegal rezim zionis atas tanah Palestina dan pembentukan “Single State” di atas tanah air Palestina," ujar Kedubes Iran. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif