BAGHDAD - Tanda-tanda bakal terjadinya pertikaian dan konflik sektarian di Iraq pasca-penarikan pasukan AS dari negara itu sepertinya mulai munculHanya berselang beberapa hari setelah upacara resmi mundurnya seluruh tentara AS, pemerintah Iraq pada Senin lalu (19/12) waktu setempat atau dini hari kemarin (20/12) menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Wakil Presiden (Wapres) Tariq al-Hashimi.
Tokoh dari kelompok minoritas Muslim Sunni tersebut dituding terlibat dalam aksi terorisme di Iraq
BACA JUGA: Jasad Kim Dipamerkan Dalam Peti Kaca
Hashimi, 69, dituduh mendalangi aksi pengeboman dan pembunuhan."Pemerintah menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Wakil Presiden Tariq al-Hashimi berdasar pasal 4 undang-undang antiteror
BACA JUGA: Selingkuhan Berlusconi Lahirkan Bayi
Dia lantas memperlihatkan surat itu kepada seluruh awak media yang hadir dalam jumpa persSurat perintah penangkapan terhadap Hashimi tersebut dirilis setelah polisi menginterogasi sejumlah tersangka pengeboman dan pembunuhan
BACA JUGA: Noynoy Bantah Pesta di Tengah Bencana
Kepada para penyidik, tiga tersangka mengakui sebagai pengawal pribadi HashimiMereka juga mengaku mendapatkan perintah dari Hashimi untuk melancarkan aksi mematikan terhadap para pejabat pemerintah dan militer Iraq tersebut.Demi kelancaran penyelidikan, pemerintahan Perdana Menteri (PM) Nuri al-Maliki langsung menerbitkan surat perintah penangkapan atas HashimiSebelumnya, sarjana ekonomi lulusan Al-Mustansiriya University tersebut juga dicekal oleh pemerintah Iraq yang kini didominasi SyiahDia dilarang meninggalkan Iraq atau bepergian ke luar negeriSaat surat itu dirilis, Hashimi ada di Sulaimaniyah, kota wilayah Kurdi di utara Iraq.
Kemarin, begitu tahu soal surat perintah penangkapan terhadap dirinya, Hashimi menyatakan terkejutPolitikus yang baru saja bertemu dengan Presiden Jalal Talabani di wilayah Kurdi itu lantas menggelar jumpa pers
Di hadapan media, dia pun membantah seluruh tuduhan yang diarahkan kepada dirinyaTermasuk, tudingan bahwa dia merupakan dalang di balik serangkaian aksi teror terhadap pasukan dan pejabat pemerintah.
"Saya tak pernah melakukan kejahatan apapun terhadap (pemerintah) IraqSeluruh tuduhan itu hanya rekayasa," tegasnya dari Kota Arbil, ibu kota wilayah otonomi Kurdi di Iraq
Terkait surat perintah itu, dia menyatakan tidak gentarBahkan, Hashimi siap ditangkap dan disidangSyaratnya, dia meminta kasus tersebut disidangkan di wilayah Kurdi yang terletak di kawasan utara Iraq
"Saya menyarankan kepada pemerintah untuk melimpahkan kasus hukum itu ke KurdiJika mereka bersedia melakukan itu, saya akan siap menjalani sidang," kata HashimiDia juga mengundang perwakilan Liga Arab untuk terlibat dalam penyelidikan kasus yang melibatkan dirinyaDengan demikian, proses hukum bisa berjalan lebih obyektif.
Bersamaan dengan pernyataan Hashimi itu, pemerintah Iraq merilis video pernyataan pengakuan pengawal pribadi sang wapres kepada polisiDalam tayangan yang disebar lewat stasiun televisi Iraqiya tersebut, tiga pengawal yang berstatus tersangka tersebut mengaku menerima perintah dari ajudan Hashimi untuk melancarkan aksi pengebomanSelain menanam ranjau di pinggir jalan, mereka mengaku diperintahkan untuk menembaki para pejabat pemerintah.
Seorang di antaranya malah mengaku mendapat bayaran USD 3.000 (sekitar Rp 27 juta) dari kocek Hashimi secara langsungSayang, identitas tiga pria dalam tayangan video itu tidak bisa dikonfirmasiHashimi menyebut video itu sebagai rekayasa"Ini hanya skenario untuk menjatuhkan nama saya," tudingnya(AP/AFP/RTR/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Syria Teken Proposal Liga Arab
Redaktur : Tim Redaksi