Irene Kharisma Sukandar, Pecatur Grand Master Wanita Pertama Indonesia

Dapat Gelar saat Hendak ke Toilet

Kamis, 01 Januari 2009 – 08:25 WIB

Perjuangan Irene Kharisma Sukandar meraih impian menjadi pecatur wanita pertama Indonesia yang bergelar grand master akhirnya terwujudKeajaiban lain pun menyertai prestasi terbaiknya menutup 2008

BACA JUGA: World Superbike Makin Ancam Popularitas MotoGP



---

INDONESIA akhirnya punya pecatur wanita bergelar grand master
Dia adalah Irene Kharisma Sukandar

BACA JUGA: LeBron Selalu Kalah di Hari Ultah

Pelajar SMA swasta di bilangan Ciputat, Jakarta Selatan, itu dipastikan menyandang gelar GMW setelah norma GMW ketiganya diumumkan diraih dalam Olimpiade Dresden, Jerman, medio November lalu.

Kepastian tersebut diketahui setelah Presiden Konfederasi Catur ASEAN Ignatius Leong dari Singapura memberikan sertifikat norma GMW ketiga itu saat Irene tengah bertanding dalam turnamen Singapura Terbuka pada 9-14 Desember lalu


Pengumuman tersebut terjadi secara tidak sengaja dan nyaris membuat Irene tak percaya

BACA JUGA: Kawasaki Terancam Mundur

Berawal Sabtu sore lalu (13/12), ketika pertandingan sudah memasuki babak kedelapan, Irene sedang gelisah karena tawaran remisnya ditolak oleh Yang Kaiqi (elo rating 2.429) dari TiongkokUntuk menenangkan diri, dia bangkit dari tempat dudukSecara kebetulan, ketika sedang berjalan menuju toilet, dia berpapasan dengan Ignatius

Tanpa basa-basi, presiden Konfederasi Catur ASEAN asal Singapura itu langsung memberhentikan langkah IreneSeketika, dia menyerahkan secarik kertas yang ternyata sertifikat norma GMW dari hasil Olimpiade Catur di Dresden, JermanTentu saja Irene terkejut dan nyaris tak percaya

"Ah, yang benar! Seriuskah itu?" kata Irene menceritakan awal kejadian menerima sertifikat GMW tersebut kepada Jawa Pos yang menemuinya di kediamannya, kawasan Perumahan Narogong Indah, Bekasi Barat, Jawa Barat

Bukan tanpa alasan jika Irene nyaris kurang mempercayai kabar menggembirakan ituSebab, di Olimpiade Dresden, Jerman, dia merasa bahwa perolehan poinnya belum memenuhi persyaratan untuk mendapatkan norma GMW ketigaRasa kurang percaya Irene tersebut diperkuat oleh hasil penghitungan Manajer Tim Olimpiade Catur Indonesia Sebastian Simanjuntak dan Humas PB Percasi Kristianus Liem

Dari penghitungan mereka, perolehan poin Irene belum mencapai 2.409, syarat minimal meraih gelar norma GMW"Berdasar penghitungan Pak Bastian dan Pak Kris, poin saya hanya mencapai 2.390-an lebih sedikitJadi, memang kurangnya nggak banyak," terang Irene

Di sisi lain, dia merasa bahwa poin yang diperolehnya sudah mencukupi persyaratan mendapatkan norma GMWRasa tidak percaya itu kembali ditanyakan kepada Ignatius

Pria asal Singapura tersebut dengan tenang mempersilakan Irene melihat keaslian sertifikat itu"Kamu lihat saja sertifikat tersebutSiapa yang menandatanganinya? Perhatikan juga keaslian stempelnyaDapat kabar bagus kok bukannya senang, malah meragukan," ucap Irene menirukan perkataan Ignatius kala itu.

Benar saja, setelah diteliti, sertifikat tersebut memang asliSebelumnya, Irene mengantongi dua sertifikat norma GMWSehingga, dengan tambahan satu sertifikat norma GMW dari Olimpiade Catur di Dresden, dia berhak menyandang gelar GMW sejati

Irene menyatakan nyaris tak bisa menahan kegembiraan saat menerima norma GMW ketiga ituDadanya terus berdebar-debarBahkan, kegembiraan yang datangnya tak diduga-duga tersebut terbawa hingga Irene kembali duduk di kursi untuk melanjutkan pertandingan

"Hati saya masih berdebar-debar terus, gimana gitu rasanyaPokoknya, gembira bangetKonsentrasi bermain pun hilangSaya mau menawarkan remis, tapi takut ditolakJadi, saya putuskan untuk meneruskan pertandingan saja," ujarnya

Untung, ketika dadanya masih berdebar-debar sesudah menerima kabar yang amat menggembirakan tersebut, lawannya, Yang, belum menjalankan bidakKesempatan itulah yang membuat Irene kembali bangkit dari kursi untuk menenangkan diri

Sekitar satu menit Irene berjalan-jalan di seputar pertandingan untuk mencari ketenanganLogikanya, setelah menerima sertifikat norma GMW tersebut, dia tak perlu harus berjuang keras memburu norma GMW di Singapura TerbukaApalagi, lawan yang dihadapi di babak kedelapan itu, Yang, memiliki elo rating lebih tinggi daripada IrenePun pecatur asal Tiongkok tersebut baru saja menjuarai turnamen Korea TerbukaSehingga, mustahil Irene bisa menang

Tetapi, Irene justru tidak pesimistisDia malah termotivasi untuk meraih hasil absolut setelah mendapatkan kepastian memperoleh gelar GMW sejatiKarena itu, sambil jalan-jalan di seputar pertandingan, menunggu Yang menjalankan bidak, dia berdoaDia memohon kepada Tuhan agar bisa menyelesaikan tugas di dua sisa pertandingan terakhir, yakni babak kedelapan dan kesembilan, dengan sebaik-baiknya

Betapa anehnya yang terjadi pada diri Irene setelah berdoaSebab, ketenangan bisa diperoleh lagiDi situlah keajaiban tersebut terjadiIrene yang semula ragu bisa menaklukkan lawan-lawannya di dua laga terakhir itu ternyata tampil sungguh menakjubkan

Pada dua babak terakhir tersebut, dia mampu meraup poin absolutPadahal, secara teori, rating dan pengalaman bertanding dua pecatur yang dihadapi di dua babak itu lebih baik daripada Irene

Irene juga diprediksi sangat sulit, bahkan hampir tidak mungkin, mengalahkan merekaNyatanya, keajaiban terjadiDia berhasil mengalahkan lawan-lawan di babak kedelapan dan kesembilanKemenangan yang sangat menakjubkan itu langsung mendapatkan aplaus dari pecatur lain dan para penonton

Bahkan, saat mengucapkan selamat, ada yang terang-terangan memuji Irene sebagai pecatur hebat"Ada yang bilang, seharusnya kamu yang juara Korea Open," terang dia menirukan perkataan orang tersebut

Benar, Yang memang baru saja sukses menjuarai turnamen Korea TerbukaGelar bergengsi itu diperoleh Yang sebelum bertarung di Singapura

Namun, sambutan dan pujian para rekan tersebut ditanggpi Irene dengan nada merendah"Kebetulan, performa saya lagi bagus sehingga bisa menang," tegasnya

Target Irene di Singapura Terbuka juga terpenuhiDia yakin, jika poin di Olimpiade Dresden tidak memenuhi syarat meraih norma GMW, poin yang didapat dari Singapura Terbuka akan cukup untuk memperoleh gelar norma GMW ketiga ituSebab, elo rating lawan yang dihadapi di Singapura Terbuka rata-rata juga tinggi

Bahkan, lawan terakhir di babak kesembilan, pecatur Vietnam, merupakan salah seorang pemain andalan yang diturunkan di Olimpiade Dresden, JermanKegeniusan Irene dalam memainkan buah catur memang tergolong luar biasaBetapa tidak, gelar GMW itu diperoleh hanya dalam tempo tak sampai satu tahunPraktis, hanya dalam tempo delapan bulan dia berhak menyandang GMW.

Gelar norma GMW pertama diraih Irene saat turun dalam Japfa Turnamen di Jakarta pada medio April 2008Berikutnya, norma GMW diperoleh di turnamen Malaysia Terbuka pada medio Agustus 2008Sedangkan norma GMW ketiganya diperoleh di Olimpiade Dresden

"Saya senang menjadi wanita pertama yang meraih gelar GMWTetapi, bukan berarti tugas saya selesaiSaya ingin menaikkan rating dan prestasiTarget saya berikutnya adalah bisa masuk peringkat 50 dunia," ujarnya(agus sudjoko/diq)

Biodata

Nama Lengkap: Irene Kharisma Sukandar.

Nama Panggilan: Irene.

Lahir: Jakarta, 7 April 1992.

Status : Pelajar klas III SMA Nusantara, Jakarta.

Orang Tua : Singgih Vehezkiel (ayah)-Cici Ratna Mulya (ibu)

Mulai bermain catur : Usia 7 tahun.

Rating sekarang: 2.303

Gelar yang diperoleh :

2001 mendapat Master Percasi (MP).

2002 mendapat Master Nasional Wanita (MNW).

2004 mendapat Master FIDE Wanita (MFW).

2006 mendapat Master Internasional Wanita (MIW)

2008 mendapat Grand Master Wanita (GMW)

Prestasi :

2002: Juara Kejurnas KU-12 di Palembang, Sumsel

2002: Peringkat III Kelompok Umur (KU) 10 Kejuaraan Catur ASEAN di Singapura.

2003: Peringkat IV KU-10 Kejuaraan Catur ASEAN di Malaysia

2003: Juara Kejurnas KU-16 di Semarang, Jateng

2003: dua medali perak pada SEA Games XXII di Hanoi, Vietnam

2003: Peringkat IXKejuaraan Dunia Junior di Yunani.

2003: Medali perak Olimpiade Catur Papan Tiga di Spanyol

2004: Peringkat Ke-14 Kejuaraan Dunia Junior KU-14 di Yunani

2004: Medali perak Kejuaraan Asia KU-14 di Singapura.

2004: Medali perak Olimpiade Catur ke-36 di Mallorca, Spanyol

2005: Satu medali perunggu di SEA Games XXIII di Filipina

2005: Peringkat IV Kejuaraan Junior KU-14 di Prancis.

2005: Imbang 3 - 3 dalam dwitarung melawan juara Asia KU-14, GMW Anya Sun Corke dari Hongkong di Singapura

2005: Juara Turnamen JAPFA Master di Jakarta

2006: Juara Nasional Senior Wanita

2007: Juara Nasional Senior Wanita

2008: Lima Medali Emas PON XVII di Kaltim

BACA ARTIKEL LAINNYA... MAGIS THE REDS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler