Kepala Desa Grantung, Teguh Purnomo Wibowo mengatakan, tanah longsoran itu menutup jalan tembus Desa Grantung menuju Desa Pekiringan. Sabtu (20/10) pagi,warga sudah mulai berdatangan menyingkirkan semua material longsor, berupa tanah dan sejumlah tanaman dan pohon bambu.
“Meski jalan sudah bisa dilalui, namun air irigasi yang l mengalir ke jalan membuat jalanan berlumpur dan licin. Warga harus hati- hati saat melintas," kata Teguh seperti yang dilansir Radar Banyumas (JPNN Group), Minggu (21/10).
Teguh menambahkan, jebolnya saluran irigasi itu juga mengancam ratusan hektar sawah yang baru ditanami kekeringan. Pasalnya, air tidak bisa sampai ke area persawahan. Saluran itu dibangun sekitar tahun 2010 dengan dana PNPM Mandiri Perdesaan.
Teguh menuturkan, desa berencana akan memasang talud sementara dengan karung dan pengaman dari bambu. Tujuannya agar material tebing tidak terus tergerus saat hujan turun.
“Petani masih kebingungan karena saluran irigasi itu sangat vital. Dan saluran itu hanya satu- satunya yang bersumber dari bendung Suro Sungai Karang,” tambahnya.
Teguh berharap, ada bantuan dari UPT dinas PU di wilayah Timur, misalnya dengan memberikan karung bekas untuk tanggul sementara.
Pantauan Radarmas di lokasi, sejumlah material tanah juga menimbun areal persawahan . Sementara ratusan hektar sawah lainnya yang mengampar di bawahnya tak terisi air. Padahal banyak yang baru masuk musim tanam dan membutuhkan air dalam jumlah memadai. (amr/dis)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Video Porno Pelajar Goncang Kutai Kertanegara
Redaktur : Tim Redaksi