Irjen Ferdy Sambo Marah, Putri Menangis, Analisis Reza Ada Skandal Cinta Terlarang

Minggu, 21 Agustus 2022 – 09:43 WIB
Reza Indragiri menganalisis tangisan Putri Candrawathi dan kemarahan Irjen Ferdy Sambo, dua tersangka pembunuhan Brigadir J. Ilustrasi Foto: Andika Kurniawan/JPNN.com

jpnn.com - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel membeber analisis tentang korelasi tangisan Putri Candrawathi hingga kemarahan Irjen Ferdy Sambo yang berujung pembunuhan berencana terhadap Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Analisis ini disampaikan Reza setelah melihat gelagat istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dan penjelasan mantan kadiv Propam Polri itu kepada penyidik tentang motif pembunuhan Yosua.

BACA JUGA: Putri Menangis, Ferdy Sambo Marah Sebelum Brigadir J Dieksekusi, soal Konten Dewasa?

Diketahui, skenario awal soal pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi yang dibangun Irjen Sambo telah runtuh dengan penetapan istrinya itu sebagai tersangka pembunuhan berencana.

Kalau bukan pelecehan seksual, lantas apa yang membuat Putri menangis dan Irjen Sambo marah saat rapat singkat membahas penembakan Brigadir J bersama Brigadir Ricky Rizal dan Bharada E?

BACA JUGA: Irjen Panca Diminta Mengklarifikasi soal Namanya di Skema Kaisar Sambo & Konsorsium 303

"Konten dewasa seperti perkataan Menko Polhukam (Mahfud MD), sepertinya mulai terkuak kebenarannya," ujar Reza kepada JPNN.com, Sabtu (20/8) malam.

Nah, Reza pun membeber analisisnya saat ditanya tentang konten dewasa dimaksud ketika dihubungi pada Minggu (21/8).'

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Bharada E Menyanyi, Ferdy Sambo & Hendra Kurniawan Masuk Klaster Perkara Berat, Parah!

"Putri, saat diperiksa LPSK, mengatakan 'malu, mbak, malu'," kata penyandang gelar MCrim (Forpsych-master psikologi forensik) dari Universitas of Melbourne Australia itu.

Lantas, Reza menarik ingatannya pada peristiwa yang terjadi di belakang, yakni ketika Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto yang sudah dicopot bicara tentang pelecehan seksual.

Berikutnya, dia menyinggung tentang dalih Ferdy Sambo (FS) yang mengatakan Yosua telah merusak martabat keluarga jenderal bintang dua itu.

"Menko Polhukam mengibaratkannya sebagai konten dewasa. Tambah lagi apa yang kabarnya Kuat Ma'ruf saksikan di Magelang," lanjut Reza.

Pria yang pernah mengajar di STIK/PTIK itu lantas menarik benang merah dari semua itu.

"Benang merahnya, sepertinya adalah sesuatu yang berkaitan dengan skandal cinta terlarang," ucap Reza Indragiri.

BACA JUGA: Irjen Dedi Bicara Soal Bungker Berisi Duit Rp 900 Miliar di Rumah Ferdy Sambo, Ternyata

Walakin, pria yang meraih gelar sarjana psikologi di UGM Yogyakarta itu enggak bicara tentang hal-hal yang bernuansa aib.

"Kalau sudah masuk ke hal-hal yang beraroma aib, biar teman-teman psikologi yang biasa muncul di program-program seleb saja yang mengulas," ucap Reza.

Peran Tersangka Putri Candrawathi

BACA JUGA: Wanita & Perwira Polri Ini Bikin Skenario Ferdy Sambo Ambyar, Putri Candrawathi Tersangka

Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto sebelumnya mengungkap peran tersangka Putri Candrawathi di kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.

Brigadir J dihabisi di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7) lalu.

Komjen Agus mengatakan sebelum Brigadir J ditembak, Putri berada di lantai tiga rumah pribadi Sambo di Jalan Saguling III, Duren Tiga, saat pertemuan sebelum Brigadir J ditembak.

"(Putri) ada di lantai tiga saat Ricky dan Richard ditanya kesanggupan (oleh Irjen Sambo) untuk menembak almarhum Yosua," kata Komjen Agus saat dikonfirmasi pada Sabtu (20/8).

Jenderal bintang tiga itu menyebut Putri Candrawathi pula yang mengajak Brigadir Yosua, Bripka RR, Bharada E, dan KM ke lokasi kejadian, rumah dinas Sambo.

"Mengajak berangkat ke Duren Tiga bersama RE, RR, KM, almarhum J. Mengikuti skenario yang dibangun oleh FS (Ferdy Sambo, red)," ungkap Agus.

Selain itu, Putri Candrawathi juga bersama Ferdy Sambo saat menjanjikan uang tutup mulut kepada Bharada RE, Bripka RR, dan KM.

"Bersama FS saat menjanjikan uang kepada RE, RR, dan KM," kata Komjen Agus Andrianto.

Putri Candrawathi Menangis

Versi kuasa hukum Bharada E, Ronny Talapessy, kliennya melihat Putri menangis saat pertemuan sebelum pembunuhan Brigadir J.

Ronny menyebut Bharada E ikut dalam pertemuan tersebut setelah dipanggil oleh Brigadir RR.

Saat pertama memasuki ruangan, Bharada E sempat tidak melihat Putri Candrawathi.

"Ketika sudah duduk di sofa, dia melihat Bu PC ternyata ada di dalam," beber Ronny.

Pengacara yang juga politikus PDI Perjuangan ini menggambarkan situasi saat kejadian singkat itu.

"Klien saya menyampaikan waktu itu (sebelum eksekusi) Bu PC menangis. Pak FS dalam keadaan yang marah. Nanti detailnya di pengadilan," tutur Ronny. (fat/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler