jpnn.com, PEKANBARU - Kapolda Riau Irjen Mohammad Iqbal memastikan akan menindak tegas para pelaku kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) tanpa pandang bulu.
Jenderal berbintang dua di pundaknya itu menegaskan tidak qkan memberi ampun bagi siapapun yang melakukan kejahatan lingkungan dengan membakar hutan dan lahan.
BACA JUGA: Polda Sumsel Mengerahkan Brimob di Kabupaten Rawan Kebakaran Hutan dan Lahan
"Siapa pun, walaupun dia cuma iseng, kami lakukan penegakan hukum. Apalagi ditambah ada motif, seperti ekonomi kemudian membuka lahan dan hutan. Saat ini tidak sedikit yang sudah jadi tersangka," kata Kapolda Riau, Selasa (21/6).
Penindakan tegas akan diberlakukan bagi siapa pun. Baik perorangan, maupun korporasi.
BACA JUGA: Daerah Kering Meluas, BMKG Peringatkan Waspada Kebakaran Hutan dan Lahan
“Termasuk perusahaan, penindakan tegas akan diberlakukan bagi siapapun. Tersangkakan, sampai ke top levelnya," tandas Irjen Iqbal.
Menurut mantan Kadiv Humas Polri ini penanggulangan secara cepat dan penegakan hukum adalah strategi yang tepat untuk meminimalisir Karhutla, khususnya di Bumi Lancang Kuning.
BACA JUGA: BMKG Peringatkan Waspada Kebakaran Hutan dan Lahan di Aceh
Apalagi, saat ini sudah mulai masuk musim kemarau. Di mana berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Juli hingga pertengahan September menjadi fase puncak kemarau.
"Mohon doa Provinsi Riau langitnya tetap biru. Kebakaran bisa kita minimalisir, ada api langsung bisa kita padamkan, tersangkanya bisa kita tangkap, proses pidana," lanjutnya.
Dalam hal penanganan di lapangan Irjen Iqbal sudah memerintahkan seluruh jajarannya harus bisa lebih dulu datang ke lokasi, sebelum api menjalar dan meluas.
Saat ini Dashboard Lancang Kuning, masih menjadi alat yang digunakan untuk memonitor hotspot atau titik panas.
"Walaupun hotspot itu belum tentu api. Namun, keberadaan hotspot harus ditindaklanjuti dengan melakukan verifikasi secara quick respons," tuturnya.
Kalau ada hotspot, seluruh elemen terujung dari Bhabinkamtibmas, Babinsa, Manggala Agni, MPA dan lain-lain harus segera ke lokasi untuk melakukan penanggulangan dengan pemadaman sampai pendinginan jika itu adalah titik api.
“Baik itu skala kecil maupun besar. Harus cepat dan kolaboratif," tambah mantan Kapolda NTB ini.
Tidak hanya anak buah, dirinya juga memonitor langsung Karhutla, dan bagaimana kinerja di jajarannya.
"Saya wajibkan seluruh Kapolres untuk berkoordinasi dengan stakeholder di wilayah masing-masing, sebulan dua kali lakukan anev, ada atau tidak Karhutla," pungkasnya.
Sejak awal 2023, Polda Riau dan jajaran sudah menangkap sebanyak 15 orang yang menyebabkan Karhutla.(mcr36/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Rizki Ganda Marito