jpnn.com, SURABAYA - Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta membeberkan upah penagih atau debt collector pinjaman online (pinjol) yang dijadikan tersangka karena menyebar ancaman dan teror kepada debitur.
Nico menyebut para pelaku setiap bulannya mendapatkan gaji sebesar Rp 4,2 juta. Mereka juga mendapatkan fasilitas berupa paket data internet Rp 90 ribu.
BACA JUGA: 2 Remaja Mabuk Sambil Naik Motor dan Bawa Celurit, Nih Orangnya
Selain gaji pokok, debt collector yang berhasil mencapai target mendapatkan bonus. Misalnya, mencapai 65 persen dapat Rp 162 ribu dan 70 persen Rp 200 ribu.
"Yang mencapai 75 persen tagihan selama sepekan mendapat bonus Rp 250 ribu," beber Nico, Senin (25/10).
BACA JUGA: Begini Cara Remaja Putri Mendapatkan Rp 500 Juta, Anda jadi Korbannya?
Cara kerjanya, para penagih utang itu mengirimkan pesan melalui SMS atau WhatsApp yang didapat dari data debitur perusahaan pinjol.
"Mereka melakukan pengancaman dan teror kepada korban," ujar dia.
Ketiga tersangka itu ialah Alditya Puji Pratama (27) warga Surabaya, Rendy Hardiansyah (28) asal Cibungbulang, dan Anggi Sulistya Agustina (31) warga Tajurhalang, Kabupaten Bogor.
"Ancaman yang disebar ketiga pelaku bermacam-macam. Ada yang mengancam menyebarkan foto KTP hingga memaki dengan kata-kata yang tidak pantas," imbuh dia.
Meski debitur atau peminjam sudah melunasinya, para penagih itu tetap melakukan teror.
"Kami akan terus mengembangkan kasus ini karena adanya dugaan puluhan perusahaan pinjol yang diduga tidak memiliki izin resmi," kata Nico. (mcr12/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Arry Saputra