Irjen Nico Jadi Staf Ahli, IPW Pertanyakan Alasan Kapolri

Selasa, 11 Oktober 2022 – 01:58 WIB
Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta. Foto: Humas Polda Jatim.

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) menyoroti langkah Kapolri Jendereral Listyo Sigit Prabowo memutasi Irjen Nico Afinta sebagai Staf Ahli Sosial Budaya (Sahlisosbud) Polri yang sebelumnya menjabat Kapolda Jawa Timur.

Irjen Nico dicopot dari jabtannya buntut tragedi Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan 131 orang meninggal dunia pada Sabtu (1/10).

BACA JUGA: Kapolri Tunjuk Irjen Teddy Minahasa Sebagai Kapolda Jatim Gantikan Nico Afinta

Ketua Presidium IPW Sugeng Teguh Santoso mengatakan penunjukkan Irjen Nico oleh Kapolri itu dinilai tak masuk akal.

"IPW belum melihat satu kejelasan dasar dari dimutasinya Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta menjadi Staf Ahli Sosial Bidang budaya Kapolri," kata Sugeng kepada JPNN.com, Senin (10/10) malam.

BACA JUGA: Buntut Tragedi Kanjuruhan, Kapolri Copot Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta

Menurut Sugeng, bila dikaitkan dengan tragedi Kanjuruhan, IPW belum melihat satu tindakan guna meminta pertanggungjawaban kepada Irjen Nico Afinta.

"Mutasi ini walaupun ditutup dinyatakan sebagai satu tour of duty atau sebagai suatu penyegaran dalam kinerja organisasi. IPW tetap melihat sebagai satu akibat dari tragedi Kanjuruhan," ujar Sugeng.

BACA JUGA: Masyarakat Menginginkan Irjen Nico Afinta Pergi, Bagaimana Kapolri? 

Di sisi lain, lanjut dia, IPW belum melihat adanya satu bentuk pertanggungjawaban langsung kepada Nico Afinta apakah ada perintah kepada personel untuk menembak gas air mata dalam tragedi Kanjuruhan.

"Apakah ada perintah yang dapat dimaknai sebagai suatu peristiwa untuk berbuat atau tidak yang melanggar prosedur melepaskan gas air mata di Stadion Kanjuruhan," kata Sugeng.

Pasalnya, kata Sugeng, pasukan Brimob dari Polda Jatim maupun polres-polres lain yang disebut di bawah kendali operasi Kapolres Malang tidak terbukti memerintah penembakan gas air mata.

Kendati demikian, tugas Irjen Teddy Minahasa Putra yang ditunjuk sebagai Kapolda Jatim yang baru agar belajar dari tragedi Kanjuruhan.

Menurut dia, hal yang perlu dibenahi adalah peningkatan profesionalisme anggota Brimob secara khusus atau anggota kepolisian secara umum yang berada di lapangan.

Sugeng menegaskan peningkatan profesionalisme penting sebagai suatu bentuk pembinaan karier dan pengawasan.

Tragedi Kanjuruhan, kata dia, disebabkan oleh profesionalisme yang rendah anggota kepolisian.

"Tragedi Kanjuruhan menunjukkan bahwa profesionalisme yang rendah mengakibatkan anggota di bawah melalukan tindakan kesalahan prosedur," pungkas Sugeng

Kapolri sendiri menunjuk Irjen Teddy Minahasa Putra sebagai Kapolda Jatim. Irjen Teddy sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Sumatera Barat.

Hal itu tertuang dalam dalam Surat Telegram Rahasia (STR) yang tersebar di grup awak media dengan Nomor: ST/2134/X/KEP, Tertanggal 10 Oktober 2022.

Sementara itu, jabatan Kapolda Sumatera Barat bakal diisi oleh Irjen Rusdi Hartono yang sebelumnya menjabat sebagai Widyaiswara Utama Sespim Lemdiklat Polri. (cr3/jpnn)


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler