jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 2.000 mahasiswa mengikuti sosialisasi program Indofood Riset Nugraha (IRN) tahun akademik 2020/2021 secara daring melalui webinar dan live streaming di media sosial.
Disesuaikan dengan kondisi pandemi COVID-19, IRN 2020 mengangkat tema Milenial dan Penelitian Pangan Era Kenormalan Baru Menuju Indonesia Maju.
BACA JUGA: IAI Ajukan Tiga Proposal Penelitian Terkait Penanganan COVID-19
Sosialisasi selama dua jam ini mendapat respons antusias para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Banyak pertanyaan unik dan menarik yang diajukan peserta kepada para pemateri.
"Pertanyaan-pertanyaan para mahasiswa ini unik-unik dan menarik. Ini menunjukkan antusiasme mahasiswa untuk ikut IRN sangat besar," kata Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Axton Salim dalam webinar sosialisasi IRN 2020, Sabtu (27/6).
BACA JUGA: Hasil Penelitian Baru KLHK: Senyawa Sesquiterpenes Gaharu Bisa Cegah Penyebaran Corona
Axton mengungkapkan, pihaknya terus berupaya mendukung agar mahasiswa S1 dapat menyelesaikan riset atau tugas akhirnya sebagai syarat kelulusan.
Dia percaya, mahasiswa sebagai generasi milenial yang tanggap teknologi akan mampu beradaptasi dan melakukan berbagai penyesuaian di era kenormalan baru.
BACA JUGA: Putri John Kei: Dulu Om Nus Dekat sama Kami Sekeluarga
"Program IRN, selain memberikan bantuan dana riset, mahasiswa juga akan mendapatkan bimbingan langsung dari Dewan Pakar IRN. Sehingga dengan perpaduan kreativitas milenial dan bimbingan dari para pakar, memungkinkan semakin banyak riset yang aplikatif, mudah dan menjadi solusi bagi masyarakat seperti untuk mengatasi pandemi COVID-19 ini.” tuturnya.
Axton juga menyampaikan, program IRN terus mendorong penelitian pangan berbasis pada kearifan lokal yang dimiliki Indonesia. Pangan lokal Indonesia sangat beragam dan memiliki potensi untuk dikembangkan.
Di sinilah diperlukan inovasi-inovasi dari berbagai sisi baik teknologi, nilai gizi, pengembangan sistem, kreativitas kemasan, marketing hingga sistem distribusinya.
"Pada akhirnya riset pangan yang unggul dapat mendukung kemandirian pangan nasional," ucapnya.
Program IRN terbuka bagi mahasiswa S1 yang tengah menyelesaikan tugas akhirnya dan berasal dari berbagai jurusan untuk mendapatkan bantuan dana riset.
Objek penelitian adalah sumber daya pangan lokal baik berasal dari darat maupun laut, aneka pangan sumber karbohidrat (seperti serelia jagung, sorgum, gandum, aneka umbi, dan lainnya), kelapa dan kelapa sawit, rempah-rempah, hasil ternak, hasil laut dan perikanan serta produk pangan lokal unggul lainnya.
Adapun bidang penelitiannya meliputi bidang produksi (agro teknologi), teknologi (pascapanen dan pengolahan), kesehatan dan gizi masyarakat, serta bidang sosial ekonomi dan budaya.
Axton menjelaskan, bagi mahasiswa yang ingin mendapatkan dana penelitian perlu mendaftarkan proposal penelitiannya melalui website IRN mulai 27 Juni hingga 30 Juli 2020.
Syarat lainnya adalah jangka waktu penelitian paling lama satu tahun, menyertakan riwayat hidup lengkap mahasiswa dan dosen pembimbing serta penelitian dilakukan di Indonesia.
Seluruh proposal tersebut akan menjalani proses seleksi, baik seleksi administratif maupun substantif penelitian.
Mahasiswa yang lolos dalam program IRN, selain mendapatkan bantuan dana penelitian, juga akan dibimbing secara khusus oleh Dewan Pakar IRN.
Di akhir program, tiga peneliti terbaik akan mendapatkan kesempatan memperoleh special appreciation dari Indofood.
Sejak pertama kali diluncurkan pada 2006, Program IRN telah menerima sekitar 5.000 proposal dan mendanai lebih dari 800 penelitian mahasiswa.
“Kami berharap melalui Program IRN kali ini, akan semakin tinggi minat riset di kalangan generasi milenial. Semakin banyak riset unggul yang dihasilkan mahasiswa dan bermanfaat bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia, daya saing bangsa serta pada akhirnya dapat mendukung kemandirian pangan nasional,” pungkas Axton. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad