jpnn.com, JAKARTA - Politikus Partai Demokrat Irwan Fecho mengomentari dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap kandidat calon presiden (Capres) tertentu di Pilpres 2024 melalui simbol-simbol.
"Tidak etis bagi Presiden Jokowi untuk melakukan endorsement terhadap calon penggantinya, walaupun dilakukan secara simbolik atau tersirat," ujar Irwan Fecho dalam keterangan di Jakarta, Minggu (27/11).
BACA JUGA: Acara Nusantara Bersatu Menandakan Posisi Jokowi Lemah di Mata Parpol
Pernyataan itu disampaikan Irwan merespons pernyataan Jokowi pada acara Nusantara Bersatu di Stadion GBK, Senayan, Jakarta, Sabtu (26/11).
Pada forum itu, Jokowi mengajak sukarelawannya memilih calon pemimpin yang memikirkan rakyat. Di antara cirinya-cirinya bisa dilihat dari kerutan pada wajah dan berambut putih.
BACA JUGA: Hasto PDIP Ungkap Borok Nusantara Bersatu, Jokowi untuk Indonesia atau Sukarelawan Saja?
Irwan lantas membandingkan sikap Jokowi dengan Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menjelang akhir masa jabatan pada 2014, tidak pernah melakukan endorsement kepada kandidat capres lain.
"Sikap Presiden SBY adalah negarawan, mampu memosisikan diri di waktu yang tepat dengan tetap menjaga etika politik," lanjut ketua DPD Demokrat Kaltim itu.
BACA JUGA: Arif Melihat Sinyal Dukungan Jokowi kepada Prabowo-Ganjar
Wakil sekretaris Fraksi Demokrat DPR itu mengatakan masyarakat seharusnya diberikan kebebasan memilih pemimpin tanpa dipengaruhi oleh kepentingan segelintir elite.
"Membebaskan masyarakat menentukan pilihan politiknya adalah esensi dari demokrasi yang sehat dan substansial," ucap Irwan.
Dia pun menilai sekelas Presiden RI seharusnya menjaga bagaimana demokrasi berjalan secara sehat, bukan sekadar prosedural, tetapi juga substansial.
Menurut Irwan, pemberian dukungan melalui kode-kode tertentu yang dilakukan oleh seorang Presiden RI kepada kandidat Capres 2024 bukanlah cerminan dari demokrasi yang sehat.
"Ibarat pribahasa; menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri. Tingkah Presiden Jokowi menjatuhkan wibawa dan martabat seorang kepala negara," ujar Irwan Fecho. (fat/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam