Irwan Yakin Pembahasan RUU Pengelolaan Ruang Udara Bisa Tuntas Periode Ini

Rabu, 18 September 2024 – 09:31 WIB
Anggota DPR RI Dapil Kaltim dari Fraksi Partai Demokrat Irwan Fecho. Ilustrasi Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Anggota Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Undang-Undang Pengelolaan Ruang Udara (RUU PRU) Irwan Fecho meyakini pembahasan RUU tersebut bisa dituntaskan periode ini.

"Saya yakin RUU Pengelolaan Ruang Udara dapat diselesaikan cepat pansus periode ini, sebab diyakini Pak Prabowo saat dilantik nantinya sebagai Presiden mempunyai produk hukum terintegrasi terkait kedaulatan ruang udara," kata Irwan di Jakarta, Selasa (17/9/2024).

BACA JUGA: Soal RUU Pengelolaan Ruang Udara, Senator Filep Bicara Dampaknya Bagi Daerah

Menurut Irwan, ruang udara merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah kedaulatan suatu negara dan dasar pembangunan untuk mengakomodasi kepentingan penerbangan, perekonomian nasional, pertahanan dan keamanan negara, sosial budaya serta lingkungan hidup.

"Pengaturan pengelolaan ruang udara Indonesia saat ini tersebar dalam beberapa peraturan perundang-undangan," kata politikus asal Kalimantan Timur itu.

BACA JUGA: Nasib 2,3 Juta Tenaga Honorer termasuk Guru Terancam, Pasal 66 UU ASN Digugat ke MK

Irwan menilai RUU PRU merupakan produk hukum yang dapat menjadikan kedaulatan negara dalam pengelolaan ruang udara menjadi lebih tegas lagi.

"Sebab, sebelumnya peraturan perundangan terkait ruang udara masih bersifat parsial dan belum terintegrasi, sehingga mengakibatkan adanya disharmoni," ucap legislator Partai Demokrat itu.

BACA JUGA: YS Temannya Bripka AS Pelaku Penganiayaan Berat Sudah Ditangkap Polda Riau

Selain itu, Irwan menilai ketika RUU PRU disetujui menjadi undang-undang dan terimplementasikan, maka bakal berdampak pada pendapatan negara.

"Potensi pendapatan negara kita bakal melonjak tajam," ucap Irwan yang juga ketua umum Ikatan Keluarga Alumni Sekolah Kehutanan Menengah Atas (IKA SKMA) itu.

Potensi itu didasarkan pada data Kementerian Perhubungan RI yang mencatat peningkatan jumlah lalu lintas di Indonesia pada 2007 sebanyak 454.000 flight departure dan pada 2018 melonjak hampir lebih dari dua kali lipat menjadi 1.011.111 flight departure.

Selain itu, lembaga angkutan penerbangan internasional atau International Air Transport Association (IATA) bahkan memprediksi pertumbuhan air traffic di Indonesia akan terus meningkat sampai menempati posisi ke-10 besar dunia pada pasar penerbangan domestik di 2017 dan akan mencapai puncaknya pada peringkat ke-4 pada 2030.

"Di samping itu, pada tahun 2019 salah satu jalur penerbangan (airways) di Indonesia, yaitu yang berada di utara pulau Jawa tercatat sebagai jalur terpadat nomor 8 (delapan) di dunia," kata anggota Komisi V DPR itu.(fat/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler