Irwandi Pidato, Anggota Laskar Merah Putih Ditikam

Senin, 30 Januari 2012 – 09:54 WIB
Win Suardi terkapar dan bersimbah darah paskapenikaman di halaman GOS Takengon. Foto: Roni Juanda/Rakyat Aceh

TAKENGON - Rusuh massal berujung penikaman terjadi di areal Gedung Olah Seni (GOS) Takengon, Minggu (29/1) siang pukul 11.30 WIB. Peristiwa tersebut berlangsung, saat Gubernur Aceh Irwandi Yusuf memberikan pidato dalam acara silaturahmi. Korban tersungkur berlumur darah dan babak-belur, pasca ditusuk sesama anggota Laskar Merah Putih (LMP).

Pasca insiden itu, Win Suardi (33) warga Kampung Asir-asir, Lut Tawar tersebut segera diboyong rekan-rekannya yang lain ke rumah sakit Datu Beru Takengon. Dari amatan Metro Aceh (Grup JPNN), tampak bagian bokong korban tembus akibat tikaman pisau. Sementara pelakunya, AL (28) telah diamankan petugas kepolisian untuk menjalani pemeriksaan.

Aksi penusukan terjadi ketika ratusan massa dari tiga komponen yakni Pemuda Panca Marga (PPM), LMP dan “Sahabat Irwandi,”  serta ormas Aceh Tengah bersama masyarakat Gayo, melakukan silaturahmi dengan Gubernur Aceh. Akibat kejadian ini, ratusan tamu dan undangan sontak bubar dan berhamburan. Pasalnya, mereka khawatir terjadi penyerangan secara tiba-tiba oleh kelompok lain. Ternyata belakangan baru diketahui, bentrok antara anggota LMP.

Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mengaku sedih dan sangat kecewa. Karena dirinya dalam kesempatan tersebut menyampaikan pidato, dengan konteks Perdamaian Aceh tanpa ada kekerasan dan intimidasi. Sementara di areal sekitar gedung GOS sudah berlangsung aksi bentrok dan penganiayaan.

“Saya terkejut dan sedih ketika saya berbicara anti kekerasan, kenapa ada kekerasan di ruangan ini,” kata Irwandi lirih seraya meminta kepada panitia untuk membawa korba ke RSU. Sementara pelaku harus diproses sesuai prosedur hukum yang berlaku. “Negara ini adalah Negara hukum, maka hukum harus ditegakkan,” tegas Irwandi bernada geram sambil memukul podium.

Sementara itu, Ketua Laskar Merah Putih, Rizalihadi membantah bahwa korban Win Suardi, sebagai anggota LMP Provinsi Aceh dan Kabupaten setempat.  “Dia bukan anggota Laskar Merah Putih Aceh,” kata Rizal. Mengenai seragam yang korban kenakan, kata Rizal, mungkin korban dapatkan dari Jakarta Timur. “Yang jelas korban bukan anggota wilayah Aceh,” cetus Rizalihadi usai acara saat bertemu dengan wartawan.

Terkait kasus ini, Kasat Reskrim Polres Aceh Tengah, IPTU Wendi Oktariansyah, via telepon seluler kepada Metro Aceh membenarkan telah mengamankan Al, sebagai pelaku penikaman terhadap korban Win Suardi.

“Motif penikaman ini belum kita ketahui karena pelaku hingga saat ini masih kita periksa,” ujar Kasat Reskrim seraya menambahkan pemukulan korban tidah hanya Al, akan tetapi puluhan anggota Laskar Merah Putih dan tidak menutup kemungkinan pelaku bisa  bertambah.
 
 Namun, menurut sumber Metro Aceh, korban berusaha menerobos blokade Provos LKM untuk menemui Irwandi dengan tujuan memberikan proposal. Karena Win Suhardi berusaha masuk meski ditahan oleh Provos LKM, terjadilah keributan dan korban mengajak berkelahi.

“Dia memaksa masuk ke ruangan saat Gubernur berpidato. Ketika kami larang, malah dia mengajak berkelahi. Anggota provost Laskar Merah Putih yang berjaga ketat, akhirnya emosi dan menghajarnya   karena awalnya menantang dan arogan,” kata sumber Metro Aceh.

Hasil visum yang Metro Aceh himpun dari petugas medis RSU, mengatakan korban mengalami luka tusuk di pantat sebelah kiri. Bekas tikaman memiliki kedalaman 2 centi meter dan lebar 2,5 senti meter. Sementara luka lebam di mata akibat pemukulan benda tumpul. Saat ini korban telah diinapkan di ruang bedah RSU untuk menjalani penangan medis.

Adalah Win Suhardi (33), saat ditemui di RSU Datu Beru terlihat kesakitan, karena luka tikam di pantat kirinya. Kepada Metro Aceh, korban merasa kecewa karena menjadi sasaran amuk massa. Amatan wartawan di ruang rawat inap tersebut, mata kanan anggota LMP ini lebam, akibat hantaman benda tumpul. Sementara bagian bokong telah diperban, meski pada baju masih ada noda lumuran darah.

“Awalnya dia (pelaku,red) meminta baret merah yang saya pakai. Tapi tidak saya berikan karena tidak sembarangan memakai baret itu,” terang Suhardi.
Seharusnya, kata Suhardi, pengurus LKM Provinsi Aceh punya etika.

“Minta izin saja tidak ada sama saya untuk melaksanakan acara itu,” katanya menampik bahwa dialah yang pertama mengajak berkelahi. “Saya dikeroyok 15 orang, dan tiba-tiba saja saya ditikam dari belakang,” kata Suhardi, yang kini terbaring di ruang bedah RSU setempat. “Saya adalah koordinator Laskar Merah Putih wilayah Aceh Tengah dan sekitarnya yang diutus dari pusat,” kata Suhardi lirih. (yus/ron)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendaftaran Parpol Dibuka Agustus


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler