Isak Tangis Anak Buah Asman Abnur, Sungguh Sedih

Jumat, 17 Agustus 2018 – 09:00 WIB
Asman Abnur. Foto: Jawapos.com

jpnn.com - Asman Abnur mengambil keputusan cepat, mundur dari jabatan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB). Jabatan yang menurut dia tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

Mesya Mohamad, Jakarta

BACA JUGA: Asman tak Titip Kasus Honorer K2 ke Syafruddin, gimana dong?

RABU, 15 Agustus 2018, suasana di Kantor KemenPAN-RB terasa berbeda. Sekitar 300 pegawai dikumpulkan di auditorium. Semuanya kompak mengenakan kemeja berwarna biru dongker.

Terdengar sayup-sayup suara mantan MenPAN-RB Asman tengah curhat di depan anak buahnya. Sayangnya curhatan Asman ini sifatnya privat alias tidak bisa diliput media.

BACA JUGA: Begini Reaksi Neta atas Pengangkatan Komjen Syafruddin

Sekitar dua jam kemudian pintu auditorium dibuka. Suasana sedih sangat terasa. Mulai dari pegawai golongan bawah hingga para deputi matanya sembab. Sebagian lagi masih terisak.

"Saya sudah kenyang menangisnya dari kemarin Mbak. Sedih sekali ditinggalkan Pak Asman," kata Rini Widyantini, deputi Bidang Kelembagaan dan Tata Laksana KemenPAN-RB kepada JPNN.

BACA JUGA: Syafruddin Lanjutkan Program Asman, Bagaimana Nasib Honorer?

Demikian juga Diah Natalisa, deputi Bidang Pelayanan Publik. Dua deputi cantik ini sering bersama Asman selama dua tahun terakhir. Maklum saja program kerja Asman prioritas pada pelayanan publik serta membenahi struktur organisasi instansi pusat maupun daerah.

Diah yang merupakan adik Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian ini merasakan Asman tidak hanya sekadar atasan tapi juga seperti kakak.

Diceritakannya, Asman mengajarkan anak buahnya untuk selalu menerapkan pola hidup sehat. Diah yang dulunya badannya sedikit gemuk dalam dua tahun menjadi langsing.

"Bapak selalu bilang jangan lupa jogging dan banyak makan buah serta sayur. Ngopi bisa tapi jangan sering-sering," tutur Diah dengan mata berlinang.

Sementara Rini terkenang bila rapat Asman lebih senang mengajak anak buahnya kongkow-kongkow. Suasana rapat dibuat santai sehingga tidak ada jarak antara atasan dan bawahan.

"Beliau sangat familiar, semuanya diselesaikan dalam ngopi bareng. Selalu memberi semangat kepada bawahan dan tidak pernah menjatuhkan anak buah di depan yang lain," ucap Rini sesekali terisak.

Muhammad Yusuf Ateh, deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur, dan Pengawasan juga punya banyak kenangan dengan Asman.

Dia ingat dua tahun lalu ketika Asman ditunjuk sebagai MenPAN-RB menggantikan Yuddy Chrisnandi. Asman lah yang mendatangi ruangan masing-masing deputi hingga ke pejabat eselon tiga.

Asman yang awam dengan KemenPAN-RB, hanya dalam sepekan bisa menguasai program kerja. "Gimana enggak langsung menguasai, bapak yang datangi kami. Menanyakan apa kerjaan masing-masing desk. Ini tidak pernah dilakukan pimpinan-pimpinan sebelumnya," tutur Ateh.

Dia menceritakan, Asman adalah sosok yang tidak menyusahkan anak buah. Politikus PAN ini hanya menggunakan protokol saat dinas dalam dan luar kota. Sedangkan luar negeri, jalan sendiri tanpa ajudan.

"Saya saja suka bawa asisten. Bapak mah enggak, tahu-tahu kami dibelikan hadiah. Saya diberi tas kulit bagus dari luar negeri. Pokoe orangnya baik banget," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Dalam dua tahun, lanjut Ateh, Asman berhasil menjalankan program kerjanya. Ini dilihat dari banyaknya instansi yang ikut dalam zona integritas. Belum lagi keberhasilan Asman yang sukses menyatukan penganggaran Bappenas, Kemenkeu, dan KemenPAN-RB sesuai UU 172003 tentang Keuangan Negara.

Ateh yang sangat dekat dengan Asman ini mengungkapkan, keputusan mundur itu sudah lama dipertimbangkan. Sebagai pengusaha, Asman sudah memikirkan matang-matang langkah yang akan diambil.

Sekretaris Deputi Kelembagaan dan Tata Laksana Eddy Syah Putra malah tidak bisa berkata-kata saat ditanya kesannya terhadap Asman.

Dengan suara bergetar dia menyebut, kinerja Asman sangat menonjol. Asman dinilai bertangan dingin dan mampu meningkatkan layanan publik di pusat maupun daerah.

"Kinerja Pak Asman ini sangat terukur, kecepatannya di atas rata-rata, ibarat mobil, speed Pak Asman ini seperti mobil Ferrari," cetusnya.

Asman tahu benar bila banyak anak buahnya yang berduka dengan keputusannya mundur. Namun, dia harus ambil itu karena tidak ingin membebani presiden. Langkah ini juga didukung istrinya, Zasjuniarti.

Pria kelahiran Padang Pariaman, Februari 1961 ini menegaskan tidak ada desakan dari petinggi PAN kepada dirinya untuk mundur. Sebagai politikus senior, Asman harus menjunjung tinggi etika berpolitik. Bernaung di bawah parpol yang tidak berkoalisi dengan pemerintah lagi, alangkah eloknya bila mundur teratur.

"Saya sadar betul dengan keputusan ini. Ketum PAN tidak pernah minta saya mundur. Saya juga akan setia ke PAN," tegasnya.

Begitu mundur, Asman mengaku lebih lega. Dia merasa seperti mendapatkan dunianya kembali. Bisa kongkow-kongkow dengan koleganya dan punya banyak waktu bersama keluarga.

Asman sudah punya banyak agenda selepas dari urusan birokrasi. Kini, dia bisa menggeluti dunia usahanya dan fokus pada pilcaleg dapil Kepulauan Riau.

"Saya seperti orang lepas dari beban. Habis dari sini saya mau ketemu teman di Singapura. Dia ajak ngopi bareng, kegiatan yang dua tahun ini tidak pernah saya lakukan karena saking sibuknya. Ternyata kembali ke habitat itu sesuatu yang sangat indah," tutupnya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Syafruddin: gak Usah Khawatir, Saya ga Akan Mengubah apa pun


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler