jpnn.com, TANGERANG - Pembangunan ekonomi tidaklah hanya terkait tentang angka-angka keuangan saja, tetapi juga bagaimana angka kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup.
Hal ini demi menjamin tersedianya sumber daya alam bagi anak cucu di masa depan.
BACA JUGA: Universitas Terbuka Makin Diminati Fresh Graduate Lulusan SMA, Ini Faktanya
"Penting juga bagi para wirausaha untuk ikut berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup dan kelestarian planet bumi," kata Rektor Universitas Terbuka (UT) Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D., saat membuka The 6Th International Seminar On Business, Economics, Social Science and Technology (ISBEST) di UTCC, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Rabu (20/9).
Komunitas global saat ini terlibat dalam perlombaan untuk membangun perekonomian biru dan hijau, dan Indonesia juga tidak terkecuali dalam upaya ini.
BACA JUGA: Ini Pentingnya Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Lingkungan untuk Percepat Ekonomi Hijau
Ekonomi biru terutama berkiblat pada ekonomi maritim dan pengembangan pemberdayaan masyarakat, serta berkontribusi terhadap pembangunan nasional.
Di sisi lain, ekonomi hijau dicirikan praktik ekonomi ramah lingkungan, dan terkait erat dengan konsep ketahanan pangan.
BACA JUGA: Pertemuan Meja Bundar Bisnis Borneo Jadikan IKN Nusantara Pusat Ekonomi Hijau ASEAN
"Indonesia yang diberkahi dengan sumber daya pertanian dan kelautan, memang sangat cocok untuk penerapan blue and green economics. Adaptasi pendekatan ini juga selaras dengan triple strategi, yang terdiri dari inisiatif pro masyarakat miskin, pro pertumbuhan, pro lapangan kerja, dan pro lingkungan hidup," lanjutnya.
Upaya ini bukan sekadar mendukung kesejahteraan generasi mendatang, tetapi juga menjaga kelangsungan hidup, memastikan akses yang adil terhadap sumber daya alam kita yang melimpah. Intinya, pengelolaan yang bertanggung jawab atas sumber daya yang terbatas sangat penting untuk mendorong inklusivitas.
Pada kesempatan sama, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Dr. Meirani Harsasi, S.E., M.Si. menambahkan The 6th ISBEST 2023 merupakan agenda kegiatan tahunan yang diselenggarakan FEB Universitas Terbuka (UT).
ISBEST ke-6 kali ini mengangkat tema "Entrepreneurial Resilience: Key to The Green-Blue Economy Ecosystem," yang memberikan pencerahan dan pandangan ekonomi terkait Konsep Ekonomi Hijau dan Ekonomi Biru, yang merupakan konsep penting untuk mengajak semua pihak untuk melestarikan keberlangsungan kehidupan di muka bumi.
Acara seminar ini berlangsung pada 20 September 2023 secara hybrid di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC) Tangerang Selatan dan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting dan secara live streaming di YouTube UT TV.
"The 6th ISBEST mengambil peran penting dalam menghadirkan wawasan dan pengetahuan terkini tentang kondisi dan permasalahan wirausaha di ekosistem ekonomi hijau atau biru," ungkap Meirani Harsasi.
Menghadirkan pembicara Teten Masduki sebagai keynote speaker, yang diwakili Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim (hadir secara virtual), juga dua orang pembicara panel yakni Assoc. Prof. Dr. Asmak binti Ab. Rahman - Department of Syariah Economics Academy of Islamic Studies, University Malaya dan Prof. Jin Kwang So - Gachon University, Korea Selatan.
"Di sini kami akan mengeksplorasi keterkaitan antara kewirausahaan dan ketahanan dalam konteks konservasi lingkungan, sumber daya manajemen, dan pembangunan ekonomi," ujarnya.
Selain itu, akan dilihat praktik terbaik, studi kasus, dan temuan penelitian yang menawarkan wawasan berharga membangun bisnis yang tidak hanya mampu bertahan menghadapi tantangan namun juga berkontribusi untuk pelestarian lingkungan hidup.
ISBEST bersifat diskusi ilmiah internasional yang diikuti peserta dari dalam dan luar negeri. Seminar ini menarik perhatian banyak sivitas akademika baik dari kalangan dosen, praktisi, tenaga pendidik hingga mahasiswa, dari internal UT maupun dari luar UT.
Tercatat 74 penyaji makalah secara daring maupun luring dari dalam dan luar negeri, juga diikuti partisipan dari umum dan sivitas akademik.
"Penyelenggaraan konferensi ini diharapkan menjadi langkah peningkatan jumlah publikasi internasional," ujarnya.
Luaran publikasi konferensi ISBEST adalah Proceeding Internasional Seminar on Business, Economics, Social Science and Technology yang akan memberikan kontribusi dalam diseminasi hasil konferensi kepada dunia akademik dan industri.
Diharapkan seluruh rangkaian acara The 6th ISBEST akan memberikan pandangan mengenai tantangan kewirausahaan di era ekonomi digital serta mampu menerapkan dan menciptakan strategi kewirausahaan yang mempunyaimanfaat (non-financial benefit) dan profitabilitas. (esy/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Mesyia Muhammad