jpnn.com - JAKARTA - Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina berhasil mencatat efisiensi senilai USD 208,1 juta atau setara Rp 2,87 triliun (USD = Rp 13.800) sepanjang 2015 lalu.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, capaian efisiensi tersebut diperoleh melalui lima program terobosan ISC yang disebut fase ISC 1.0.
BACA JUGA: BTN Targetkan Laba Bersih Naik 40 Persen
Lima program fase ISC 1.0 itu yakni memotong perantara dari rantai suplai, peningkatan pemanfaatan dan fleksibilitas dari armada laut Pertamina. Terobosan lainnya adalah dengan pemberian kesempatan yang sama dan adil untuk semua peserta pengadaan.
“ISC 1.0 juga menerapkan terobosan lain berupa penerapan proses evaluasi penawaran yang transparan dan mengurangi biaya dengan menerapkan pembayaran telegraphic transfer (TT),” ujar Wianda, Senin (8/2).
BACA JUGA: Bos Panasonic Pastikan Tidak Ada PHK Massal
Wianda menambahkan, keberadaan ISC sangat penting untuk membuka transparansi seluas-luasnya supaya banyak mitra terpilih yang ikut serta.
Selain itu bisa meningkatkan efisiensi dan memperkuat transparansi pengadaan minyak mentah dan produk minyak.
BACA JUGA: Menteri PUPR Resmikan Rusunawa Pekerja
Wianda menyebut, efisiensi dari sisi pengadaan minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukan ISC salah satunya dengan mengevaluasi ulang kontrak-kontrak pembelian sebelumnya. Dengan begitu, ada perubahan yang signifikan berupa penghematan.
“ISC akan melakukan upaya terbaik untuk mendapatkan harga yang paling optimal bagi Pertamina. Kami bisa memangkas rantai suplai pengadaan impor minyak. Ini yang kami kejar terus," tandas Wianda. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Koperasi dan UKM Jadi Solusi Atasi Pengangguran
Redaktur : Tim Redaksi