Isi Surat yang Diduga Ditulis Mahasiswa Unair Sebelum Tewas, Aduh, Memilih Mati

Senin, 06 November 2023 – 14:30 WIB
Potongan surat yang diduga ditulis oleh salah seorang mahasiswa Unair sebelum tewas. Foto: source fo JPNN Jatim

jpnn.com - SURABAYA - Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (FKH Unair) berinisial CA, perempuan, 21 tahun, yang ditemukan tewas di dalam mobil, di Sidoarjo, meninggalkan dua surat.

CA ditemukan di dalam mobil yang terparkir di halaman apartemen, Jalan H. Anwar Hamzah, Desa Tambak Oso, Kecamatan Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (5/11) pagi.

BACA JUGA: Mahasiswa Unair Tewas Dalam Mobil, Ada Surat Berbahasa Inggris

Kanit Reserse Kriminal Polsek Waru AKP Ahmad Yani menyebutkan, di dalam mobil dengan nomor polisi AG 1484 BY itu, polisi menemukan sejumlah barang pribadi milik korban berupa telepon genggam dan kartu identitas diri.

Petugas juga menemukan benda berupa tabung helium beserta selang mengarah ke kantong plastik yang membungkus kepala korban.

BACA JUGA: Mahasiswa Unair Tewas dalam Mobil di Halaman Apartemen Sidoarjo, Polisi Bergerak

Di dalam mobil itu juga ditemukan dua lembar kertas berbahasa Inggris, yang diduga ditulis oleh korban sebelum ditemukan tewas.

Berikut isi surat, yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, seperti yang juga tayang di JPNN Jatim.

BACA JUGA: Sahroni Tewas, Pelaku Pembunuhan Tak Terima Istrinya Dekat dengan Korban

Untuk Mama

Terima kasih selama ini telah melindungiku. Tetapi sekarang perlindunganmu terasa sia-sia. Aku tak pernah membuat keputusanku sendiri dalam hidupku. Sekarang beginilah caraku menunjukkan kebebasanku.

Aku memilih apa yang aku pilih dalam hidup ini. Aku tidak melihat masa depanku sendiri. Aku tahu seberapa besar kamu mencintaiku. Ini bukan salahmu. Aku tidak menyalahkanmu. Maaf aku tidak bisa mencintaimu kembali. Maaf aku tidak bisa melindungimu.

Untuk saudara laki-laki dan perempuanku

Aku berharap kalian tidak pernah berakhir seperti aku. Kalian mungkin melihat aku sebagai anak yang pintar. Aku tidak sepintar itu. Aku adalah orang yang bodoh yang tak pernah melihat dunia yang sebenarnya.

Aku telah buta selama ini dan telah memberi kalian semua harapan palsu. Dunia ini kejam. Ingat itu. Aku mencintai kalian. Tapi aku tidak bisa bertahan sejak aku berhenti berharap. Sudah terlambat sekarang.

Jika seluruh dunia mempertanyakan, aku tidak melihat ada harapan. Aku ingin bertahan di sana

Untuk Paman

Terima kasih telah membukakan mataku untuk melihat dunia yang kejam ini. Tetapi anak bodoh dan rapuh yang kamu cintai ini tidak bisa menanggung kenyataan ini. Aku memilih pergi. Maaf aku pengecut. Aku tak cerdas aku tak bijaksana. Kamu bilang aku salah. Aku melihat tak ada masa depan dan juga kesuksesan.

Untuk Sahabatku

Kalian begitu kuat dan berani. Aku berharap bisa seperti kalian. Tapi kalian tahu, aku lemah. Tidak punya motivasi. Aku berharap kalian bahagia selamanya sampai sisa hidup kalian. Aku tahu kalian bisa. Maafkan aku. Aku sayang kalian.

Bila setiap orang pernah menjumpaiku. Bila aku salah, bunuh saja aku. Untuk dunia. ya, kamu telah menumbuhkan kegagalan, generasi lemah.

Hidup segan mati tak mau? Aku memilih untuk mati. 

Dari isi surat itu muncul dugaan korban melakukan bunuh diri.

Namun, hal tersebut masih diselidiki pihak kepolisian untuk memastikan penyebab kematiannya.

“Intinya tidak ditemukan bekas kekerasan pada tubuh korban. Kalau soal hasil autopsi nanti disampaikan Pak Kasat (Kompol Tiksnarto Andaru Rahutomo),” kata Ahmad Yani. (mcr23/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler