jpnn.com - TRIPOLI - Hotel Corinthia, Tripoli, Libya, menjadi sasaran serangan, Selasa (27/1). Awalnya, bom mobil meledak di parkiran hotel.
Pihak hotel langsung mengamankan para tamu saat beberapa pria bersenjata tiba-tiba masuk ke lobi dan memuntahkan peluru panas.
BACA JUGA: Yordania Tawarkan Seorang Wanita Demi Membebaskan Sandera ISIS
Mereka melemparkan beberapa granat ke dalam hotel bintang lima tersebut. Setidaknya, sepuluh orang dilaporkan tewas dan belasan lainnya terluka.
Selama ini, Hotel Corinthia memang merupakan penginapan mewah favorit bagi para pejabat Libya maupun diplomat asing.
BACA JUGA: Wow...Sepasang Kekasih Ciuman Usai Mencuri
"Salah seorang dari mereka melemparkan granat saat terkepung oleh pasukan keamanan," ujar Kepala Keamanan Tripoli Omar Khadrawi.
Lima di antara korban tewas adalah warga asing yang sedang menginap di hotel. Yaitu, tiga warga Tajikistan, seorang warga Amerika Serikat (AS) yang bernama David Berry, serta seorang warga Prancis.
Lima korban tewas lainnya adalah penduduk Libya. Kematian warga AS dan Prancis itu dibenarkan Kementerian Luar Negeri masing-masing. FBI langsung terjun untuk menyelidiki kasus serangan tersebut.
Khadrawi menyatakan, para penyerang mungkin berusaha membunuh Omar al-Hassi, perdana menteri dari Tripoli. Wilayah Tripoli memang ingin memisahkan diri dari Libya dan membentuk negara sendiri.
Akun Twitter salah satu kelompok Islamic State (IS) atau sebelumnya dikenal sebagai ISIS di Libya mengungkapkan, merekalah yang menyerang sebagai pembalasan dendam atas kematian Al Qaeda Anas al-Liby.
BACA JUGA: Amerika Tangkap Tiga Mata-Mata Rusia di New York
Al-Liby adalah tersangka pengeboman dua kedutaan AS di Afrika Timur pada 1998. Dia meninggal 2 Januari lalu.
Mereka juga memampang foto dan menyebutkan nama kedua tersangka penembakan di Hotel Corinthia. Yaitu, Abu Ibraheem Al-Tunsi dan Abu Sulaiman Al-Sudani. (Reuters/CNN/BBC/sha/c23/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Baku Tembak 11 Jam, 49 Polisi Tewas
Redaktur : Tim Redaksi