jpnn.com, JAKARTA - Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) mendorong para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) bersikap tegas terhadap rezim junta untuk menghentikan kekerasan, memulihkan demokrasi, menegakkan hak asasi manusia di Myanmar.
“Sebagai tuan rumah KTT ASEAN 2021, Indonesia punya kesempatan berperan melalui jalur diplomasi untuk penyelesaian krisis politik di Myanmar melalui cara-cara demokratis seraya tetap menghormati kedaulatan masing-masing negara anggota,” kata Ketua Presidium Pusat ISKA Hargo Mandirahardjo di Jakarta, Sabtu (24/4/2021).
BACA JUGA: BEM Nusantara Tolak Kedatangan Junta Militer Myanmar
Menurut Hargo, sebagai organisasi massa independen, ISKA memahami dan menghormati komitmen Indonesia terhadap Piagam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.
Hargo mengatakan Indonesia menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, integritas wilayah serta identitas nasional seluruh negara anggota.
BACA JUGA: Tidak Ada Ampun untuk Junta Militer Myanmar, Ramos Horta Serukan Sanksi Penuh
“Namun, sebagai salah satu pendiri ASEAN yang punya peran penting, Indonesia perlu berdiri di garda depan kawasan untuk menghentikan kekerasan militer pada warga sipil agar jumlah korban tidak terus bertambah,” tegas Hargo.
Hargo menyampaikan hal itu merujuk pada kekerasan di Myanmar yang telah membawa korban 700 lebih nyawa lebih, termasuk perempuan dan anak-anak sejak kudeta militer pada Februari lalu.
BACA JUGA: ISKA: Membangun Optimisme, Merawat Bela Rasa
Selain itu, penangkapan hampir 3.000 warga sipil, aktivis pro demokrasi yang berdemonstrasi melawan junta militer. Para pemantau lokal di Myanmar melaporkan sejumlah jurnalis dan kaum religius juga ditahan oleh junta militer.
Sekretaris Jenderal ISKA Joanes Joko menyampaikan sebagai organisasi para sarjana Katolik yang memiliki spirit solidaritas tanpa sekat, ISKA mengapresiasi langkah aktif pemerintah Indonesia menyokong rekonsiliasi di Myamar.
“Presiden Joko Widodo telah mendorong dialog dan rekonsiliasi untuk memulihkan demokrasi, perdamaian, dan stabilitas di Myanmar,” ujar Joanes sembari menambahkan, sikap ini diikuti oleh langkah nyata menginisiasi ASEAN Special Summit 2021 di Jakarta.
Joanes Joko menegaskan ISKA mendukung dan mendorong pemerintah Indonesia lebih aktif menekan junta militer Myanmar yang dipimpin Jenderal Jenderal Min Aung Hlaing.
Menurut Joanes, seluruh perwakilan ISKA di dalam dan di luar negeri mengharapkan pertemuan tingkat tinggi ini dapat merumuskan peta jala demokrasi yang mengedepankan dialog dengan melibatkan seluruh elemen pro-demokrasi serta masyarakat sipil Myanmar.
“Dengan cara ini, kita berharap kehidupan damai yang terbuka bagi akses kemanusiaan dapat segera hadir kembali di Myanmar,” ujar Hargo menambahkan.
ASEAN Special Summit berlangsung di Gedung Sekretariat ASEAN di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Presiden Joko Widodo hadir dalam pertemuan ini bersama sejumlah pemimpin negara. Antara lain Singapura, Malaysia, Vietnam, Kamboja, dan Vietnam. Tiga kepala negara yang tak dapat hadir adalah PM Thailand Prayuth Chan-o-cha, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, dan Presiden Laos Thongloun Sisoulith.
Kekerasan militer di Myanmar memicu penolakan koalisi masyarakat sipil di Indonesia atas kehadiran pemimpin junta militer Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi dalam kudeta pada 1 Februari lalu.
Namun, para pemimpin regional telah mulai membuka komunikasi dengan rezim junta sebelum berlangsungnya KTT ASEAN yang dimulai pada hari ini, Sabtu, 24 April 2021.(fri/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Friederich