Israel Berencana Caplok Tepi Barat, Amerika Salahkan Pemimpin Palestina

Kamis, 25 Juni 2020 – 15:18 WIB
Menlu AS Mike Pompeo memastikan negaranya tak tertarik berperang dengan Iran. Foto: Reuters

jpnn.com, WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo pada Rabu (24/6) mengatakan bahwa aneksasi permukiman di Tepi Barat adalah sepenuhnya urusan Israel.

Pernyataan itu dilontarkannya setelah kecaman dunia internasional terhadap rencana jahat Israel tersebut makin deras. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah menegaskan bahwa aneksasi akan sangat merusak prospek perdamaian dengan Palestina.

BACA JUGA: Menlu Retno Minta Semua Negara ASEAN Bersatu Menjegal Rencana Jahat Israel

Pernyataan Pompeo itu menimbulkan kesan AS tidak ikut campur dalam rencana Israel. Di sisi lain, pernyataan itu juga memastikan bahwa Negeri Paman Sam tidak akan menghalangi aksi Israel. 

Bagaimanapun juga, ide aneksasi itu datang dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump. 

BACA JUGA: Perusahaan Israel Produksi Semprotan Canggih Pembasmi Corona

Di bawah proposal perdamaian Trump yang diluncurkan pada Januari, AS akan mengakui permukiman Yahudi di Tepi Barat sebagai milik Israel.

Proposal itu memasukkan pembentukan negara Palestina, tetapi dengan persyaratan yang ketat. Para pemimpin Palestina telah menolak inisiatif tersebut dan itu tidak berhasil.

BACA JUGA: Gegara Iran, Suriah Terus-terusan Dibombardir Militer Israel

Netanyahu bermaksud meluncurkan proyeknya untuk memperluas kedaulatan atas permukiman dan Lembah Jordan, dengan harapan mendapat persetujuan AS. Sebagian besar negara memandang permukiman Israel adalah ilegal, dan Palestina telah menyuarakan kemarahan terhadap aneksasi.

Sementara mengkritik para pemimpin Palestina karena menolak visi perdamaian Trump, Pompeo tidak memberikan tanda-tanda bahwa AS mendukung rencana Netanyahu.

Di antara opsi-opsi utama yang dipertimbangkan AS adalah proses bertahap, langkah demi langkah di mana Israel pada awalnya akan menyatakan kedaulatan atas beberapa pemukiman yang dekat dengan Yerusalem, bukannya 30 persen dari Tepi Barat yang dibayangkan dalam rencana awal Netanyahu, menurut seseorang yang dekat dengan materi.

Pemerintahan Trump belum menutup pintu untuk aneksasi yang lebih besar.

Tetapi Jared Kushner, menantu dan penasihat senior Trump, prihatin bahwa membiarkan Israel bergerak terlalu cepat dapat membunuh harapan untuk membawa serta Palestina ke dalam pembicaraan tentang rencana perdamaian yang sebagian besar ditulisnya, kata sumber itu.

Ada juga kekhawatiran tentang pertentangan dari Yordania, satu dari hanya dua negara yang memiliki perjanjian damai dengan Israel, dan dari negara-negara Teluk yang diam-diam memperluas keterlibatan dengan Israel.

Washington juga telah menegaskan bahwa mereka menginginkan pemerintah persatuan Israel, yang terbagi atas masalah ini, untuk mencapai konsensus. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler