Israel dan Palestina Bersepakat di Yordania, Kok Warga Gaza Malah Sewot?

Senin, 27 Februari 2023 – 21:23 WIB
Warga Palestina Shaban Esleem berada di antara reruntuhan toko bukunya yang hancur akibat serangan udara Israel selama pertempuran Israel-Palestina, di Kota Gaza, Senin (24/5/2021). Dokumentasi Foto: REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa/HP/djo

jpnn.com, GAZA - Sejumlah faksi Palestina di Gaza pada Minggu mengecam partisipasi Otoritas Palestina (PA) dalam pembicaraan dengan Israel yang dianggap sebagai "kejahatan".

Pertemuan yang dimediasi oleh Amerika Serikat, Mesir dan Yordania di Aqaba, Yordania pada Minggu itu dilakukan dalam upaya mengurangi ketegangan di Tepi Barat yang diduduki dan menghentikan kekerasan antara Palestina dan Israel.

BACA JUGA: Israel Yakin Perdamaian dengan Arab Saudi Akan Menyelesaikan Semua Konflik

Dalam pernyataan bersama, sejumlah faksi Palestina menyebut partisipasi PA dalam pertemuan tersebut merupakan "kejahatan".

"Pertemuan ini menargetkan perlawanan yang meningkat di Tepi Barat dan Yerusalem,” kata pemimpin Jihad Islam Palestina, Khaled al-Batsh.

BACA JUGA: Israel Larang Perawatan Medis Bagi Tahanan Palestina, Ada Undang-Undangnya

"Keikutsertaan PA dalam pertemuan tersebut tidak dapat diterima atau ditolerir. Itu berisiko memicu konflik internal Palestina," ujar dia memperingatkan.

Al-Batsh mengatakan rencana keamanan yang dibahas dalam pertemuan di Aqaba itu “memberi perlindungan terhadap kebijakan pendudukan Israel dan menargetkan orang-orang yang melawan mereka.”

BACA JUGA: Israel Bangun Permukiman Ilegal Lagi, Malaysia Bereaksi Keras

Menurut siaran publik Israel KAN, pertemuan Aqaba bertujuan untuk meredakan situasi di wilayah Palestina menjelang bulan puasa Ramadan, yang akan dimulai bulan depan.

Pertemuan di Aqaba menghasilkan pernyataan bersama yang bersisi delapan poin, salah satunya komitmen Israel-Palestina untuk deeskalasi konflik dan mencegah kekerasan berlanjut.

Israel juga menyatakan komitmen berhenti membahas pendirian unit permukiman baru di Tepi Barat selama empat bulan dan berhenti menguasai pos-pos terdepan selama enam bulan.

Ketegangan di Tepi Barat sering meningkat, terutama di wilayah yang diduduki Palestina selama bulan Ramadan karena pasukan Israel membatasi Muslim Palestina untuk memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki.

Setidaknya 62 warga Palestina tewas akibat serangan tentara Israel di Tepi Barat sejak awal tahun ini, menurut data pemerintah Palestina.

Pertemuan antara Israel dan Palestina di Yordania menjadi yang pertama setelah sekian tahun.

Sebelumnya, Palestina dan Israel sempat melakukan pembicaraan perdamaian yang dimediasi oleh AS pada 2014, tetapi gagal karena Israel menolak untuk menghentikan pembangunan permukiman dan membebaskan warga Palestina yang dipenjara sebelum 1993. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler