Israel Dilanda Krisis, Presiden Herzog: Situasinya Sangat Mengkhawatirkan

Selasa, 14 Maret 2023 – 21:17 WIB
Presiden Israel Isaac Herzog. Foto: JUSTIN TALLIS / POOL / AFP

jpnn.com, YERUSALEM - Presiden Israel Isaac Herzog mengungkapkan situasi di negaranya ‘sangat serius’ akibat perdebatan mengenai upaya pemerintah merombak sistem peradilan.

“Kita sedang serius dan berada dalam situasi yang sangat serius yang bisa berakibat secara politik, ekonomi, sosial dan keamanan,” kata Herzog dalam sebuah seremoni Senin malam lalu di Tel Aviv.

BACA JUGA: Israel Larang Perawatan Medis Bagi Tahanan Palestina, Ada Undang-Undangnya

Menurut koran Israel The Times, presiden Israel itu menegaskan akan mencurahkan seluruh waktu dan energi untuk menemukan pemahaman yang menyelamatkan negara dari krisis konstitusional dan sosial.

Herzog mengaku sudah bertemu dengan seluruh partai baik dari koalisi pemerintah maupun oposisi untuk membahas krisis ini.

BACA JUGA: Israel dan Palestina Bersepakat di Yordania, Kok Warga Gaza Malah Sewot?

“Ini bukan kompromi politik, ini upaya Sisyphean dalam menemukan formula yang tepat mengenai keseimbangan dan harapan. Karena situasi ini sangat sulit dan mengkhawatirkan,” ujar dia.

Upaya presiden dalam menengahi pemerintah koalisi dan oposisi belum mencetak perkembangan yang signifikan.

BACA JUGA: Israel Perpanjang UU Pencegah Reunifikasi Keluarga Palestina

Berbicara dalam acara ang sama, Esther Hayut, ketua Mahkamah Agung Israel, mengungkapkan kekhawatiran terhadap upaya pemerintah yang menurutnya bisa merusak persatuan Israel.

Diusulkan oleh Menteri Kehakiman Yariv Levin, amandemen sistem peradilan itu, jika diundangkan, akan menjadi perubahan paling radikal dalam sistem pemerintahan Israel.

Rencana tersebut memicu protes massal di seluruh Israel selama lebih dari 10 pekan.

Perubahan itu akan sangat membatasi kekuasaan Mahkamah Agung, sebaliknya memberi kekuasaan kepada pemerintah untuk memilih hakim dan mengakhiri kebiasaan jaksa agung dalam menunjuk penasihat hukum untuk kementerian-kementerian.

Netanyahu yang saat ini tengah diadili dalam perkara korupsi, bersikukuh bahwa rencananya itu bakal memperkuat demokrasi. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler