Israel Tewaskan 15 Tentara

Selasa, 07 Mei 2013 – 06:57 WIB
DAMASKUS--Gempuran Israel terhadap sejumlah target di Syria dua hari lalu ternyata menelan korban jiwa. Lembaga pemantau HAM, Syrian Observatory for Human Rights, mengungkapkan bahwa sedikitnya 15 tentara tewas. Di sisi lain, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengaku telah menemukan bukti bahwa kelompok oposisi menggunakan gas sarin dalam upaya menjatuhkan rezim Assad.

"Setidaknya 15 tentara tewas dan puluhan lainnya hilang pasca serangan Israel dekat Damaskus," terang Rami Abdel Rahman, kepala lembaga pemantau HAM yang bermarkas di Inggris tersebut.

Menurut dia, di tiga lokasi target serangan, biasanya terdapat sekitar 150 tentara. Namun, tidak jelas apakah mereka semua berada di tempat ketika serangan terjadi.

Terkait dengan tiga lokasi tersebut, pemerintah Syria membenarkan. Dalam sebuah surat yang dikirim Damaskus kepada Dewan Keamanan PBB disebutkan, jet-jet tempur Israel melancarkan agresi dengan menembakkan rudal ke tiga fasilitas militer.

Sumber diplomat di Beirut kepada AFP mengungkapkan, tiga target tersebut adalah fasilitas militer Jamraya, depo senjata di dekatnya, serta unit militer antipesawat di Sabura, barat Damaskus.

Serangan fajar pada Minggu (5/5) tersebut merupakan yang kedua dalam kurun 48 jam. Serangan pertama terjadi pada Jumat (3/5) dan menarget konvoi yang diduga mengirimkan senjata ke Hizbullah di Lebanon. Hizbullah serta Iran merupakan sekutu Presiden Syria Bashar al-Assad dan musuh besar Israel.

Dua serangan tersebut terjadi menjelang lawatan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Tiongkok, sekutu lain rezim Assad. Mesir mengutuk serangan tersebut dan menyebutnya pelanggaran hukum internasional. Inggris memperingatkan kemungkinan meningkatnya eskalasi konflik di wilayah Timur Tengah. Sementara itu, Prancis menyerukan perlunya penyelesaian politik untuk menemukan solusi konflik.
 
Rusia, sekutu Syria yang paling berpengaruh di dunia, menyatakan kekhawatirannya atas serangan Israel tersebut. Moskow juga memperingatkan ancaman meluasnya konflik ke negara tetangga Syria, Lebanon.
 
Tiongkok, secara implisit, mengkritik serangan Israel di tengah kedatangan Netanyahu di Shanghai. Beijing menegaskan menolak segala bentuk penggunaan kekuatan militer dan meyakini pentingnya menghormati kedaulatan setiap negara.
 
Sementara itu, Iran, sekutu utama Syria di Timur Tengah, memperingatkan bahwa serangan tersebut akan semakin mengancam Israel. Teheran membantah senjata yang menjadi target serangan Israel berasal dari republik Islam tersebut.
 
Sementara itu, penyidik HAM PBB Del Ponte mengungkapkan temuannya terkait dengan bukti adanya penggunaan gas sarin oleh kelompok pemberontak dalam perang melawan tentara Assad. "Menurut pengakuan yang kami kumpulkan, pemberontak menggunakan senjata kimia. Mereka memakai gas sarin," ungkapnya.
 
"Kami masih perlu mendalami penyelidikan, memverifikasi, dan melakukan konfirmasi tehadap temuan itu dengan keterangan saksi-saksi baru," tambahnya.
 Sebelumnya, pemerintahan Barack Obama menyatakan bahwa penggunaan senjata kimia dalam konflik Syria bisa memicu intervensi dari negara adidaya tersebut. (AFP/CNN/cak/c5/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perempuan Tanpa Rahim Siap Terima Transplantasi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler