JAKARTA - Pihak Istana Kepresidenan memertanyakan pihak yang mendesak Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono agar menolak World Statesman Award dari Appeal of Conscience Foundation (ACF), New York. Menurut Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, penghargaan itu sudah biasa diberikan kepada negarawan maupun kepala negara lainnya.
Julian menyebut ACF telah beberapa kali memberikan penghargaan kepada para kepala negara lain seperti Perdana Menteri (PM) Canada, Presiden Korsel, Kanselir Jerman, dan PM Inggris. Julian pun menyebut penghargaan itu diberikan dalam konteks kenegarawanan seseorang yang dinilai berjasa dan berhasil bagi terciptanya perdamaian, toleransi beragama dan demokrasi.
"Untuk diketahui, kami tidak pernah meminta agar Presiden SBY mendapat penghargaan apa pun, dari mana pun. Bila kemudian itu award dari ACF dipersoalkan oleh seseorang atau sekelompok orang di dalam negeri, tentu kami mendengarkan itu dalam konteks kebebasan berbicara dan berpendapat," kata Julian melalui pesan singkat kepada JPNN, Kamis malam (16/5).
Julian menilai pihak yang menolak dan memaksa agar ACF tidak memberikan penghargaan itu pada Presiden SBY adalah sekelompok orang yang memiliki pemikiran sempit. "Memprotes dengan memaksa untuk menolak rencana pemberian award oleh ACF, yang disampaikan secara terbuka seolah dirinya mewakili semua, maka itu jelas satu cara pandang yang sempit didasari penafsiran filsafat politik minus etika," tegas Julian.
Julian menambahkan, tindakan pemaksaan dan penolakan itu justru menunjukkan masih banyak orang berpikiran sempit di Indonesia. Ia pun berharap yayasan yang didirikan oleh tokoh Yahudi, Rabbi Arthur Schneier itu tak menarik penghargaan untuk SBY.
"Jadi sesungguhnya, protes atas rencana pemberian award dimaksud, hanya membuat orang tahu bahwa di sini masih ada orang yang berpikiran sempit (narrow-minded) kepada Kepala Negaranya. Kami berharap, pihak pemberi award (ACF) tidak merasa dilecehkan oleh mereka dan memaklumkannya," tandas Julian. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PKS: Sebagian Mobil Bukan Atas Nama Luthfi
Redaktur : Tim Redaksi