NURLINA masih belum bisa menerima kepergian Meilani, putri semata wayangnya. Selama pemakaman di TPU Alamul Huda, Kedaton, Bandarlampung, dia terus histeris.
Laporan Gatra Y.P., Aji S., Febi,
BANDARLAMPUNG
BERUSAHA tersenyum, namun kesedihan teramat dalam tergambar jelas di raut wajahnya saat menyapa Radar Lampung di rumah duka Jl. Pramuka No. 22, Rajabasa, Bandarlampung, Jumat (24/5).
Masih terekam jelas di kepala perempuan 51 tahun itu bagaimana Andi Septa Pubian Putra (21) menikam Meilani di kompleks kantor PTPN 7, Kedaton, Kamis (23/5) lalu.
’’Apalagi kalau saya melihat kedua cucu saya, Alif (2,5) dan Badran yang baru berusia 7 bulan, kini yatim akibat perbuatan pelaku. Hancur hati saya,’’ tuturnya yang baru saja siuman.
Ya. Nurlina kerap pingsan jika teringat mendiang Meilani dan dua cucunya. Puncaknya, saat melihat jasad Meilani mulai ditutup timbunan tanah merah. Saat itu, Nurlina berteriak histeris, lalu lemas tak sadarkan diri.
’’Kalau lagi ramai seperti ini, saya masih bisa menahan kesedihan. Namun kalau sendirian, selalu teringat Ani (sapaan akrab Meilani). Terlebih, Ani punya ciri khas saat pulang dari kantor. Dia selalu membunyikan klakson sebanyak dua kali. Dan, Alif berlari ke depan sambil mengatakan ’Mimi Pulang, Mimi pulang’,’’ kenangnya.
Satu hal yang sulit dilupakan adalah perilaku Arwinandar (52).’’Arwin bukannya melerai, malah ikut menikam Iwan (Brigadir Agus Setiawan, Red). Waktu itu, Iwan ingin menangkap Ardi, tetapi malah ditusuk Arwin dari belakang. Dia memang biang keladi dari semua ini,” tukasnya.
Dia menuturkan, sifat Arwin sejak dahulu memang kasar. Namun, dua tahun terakhir, sifatnya makin menjadi. Menurutnya, ini disebabkan Rita (29), istri kedua Arwin. ’’Sejak kenal wanita nakal itu, dia jadi kalap dan lupa,” kesalnya memaki sang suami.
Saat ini, Nurlina berharap pihak kepolisian dapat menghukum tidak hanya Andi, tetapi juga suaminya. ’’Saya berharap polisi mengusut tuntas dan menangkap semua pembunuh itu!” katanya.
Saat ditanya sikapnya terhadap Arwin, Nurlina sudah tak lagi menghormati sang suami. ’’Saya anggap dia (Arwin, Red) sudah enggak ada,” ujarnya kesal.
Yang ada di benak Nurlina saat ini adalah membesarkan kedua cucunya agar terjamin masa depannya. Harapannya kini tertumpu pada sang menantu yang masih kritis di Rumah Sakit Advent Bandarlampung. ’’Saya berdoa agar Iwan bisa cepat pulih dan kembali kepada kami di sini,” tuturnya.
Sementara di mata sahabat, Meilani dikenal sebagai pribadi yang riang. Kematiannya yang mendadak membuat rekan-rekannya kehilangan. Setidaknya itu yang dirasakan Amir Hamzah (28) yang mengenal Meilani sejak SMA.
’’Kami kaget karena sudah hampir tiga tahun ini kami tidak bertemu. Terakhir bertemu saat dia meminta bantuan menyebarkan undangan pernikahannya,” kenang dia.
Yang membuat Amir makin sedih adalah tepat pada 10 Mei lalu, Meilani merayakan ulang tahunnya. Namun, dia harus meregang nyawa di bulan yang sama. ’’Kita berdoa agar arwahnya tenang dan diterima di sisi-Nya,” ucapnya.
Terpisah, Polresta Bandarlampung hingga kemarin mendalami motif pembunuhan Meilani di areal parkir kantor PTPN 7. Pemeriksaan terhadap tersangka Andi Septa Pubian Putra dilakukan setelah kondisinya stabil.
Kapolresta Bandarlampung Kombespol M. Nurochman, S.I.K. menuturkan, kejadian tersebut bermula saat Meilani, Nurlina, dan Brigpol Agus Setiawan datang ke tempat kerja Arwinandar.
Korban saat itu melihat mobil Avanza hitam yang telah diberikan Arwinandar kepadanya dipakai pelaku ’’Korban yang mengemudikan Innova hitam BE 411 F langsung menabrakkan diri ke mobil tersebut,’’ cerita Nurrohcman.
Usai ditabrak korban, pelaku marah. Sambil menghunus badik dia menghampiri korban dan menikamkan belati ke dada dan perut korban. ’’Melihat isterinya ditikam Brigadir Agus bukannya berusaha menolong tapi malah ikut ditikam,’’ tutur Mantan Kapolres Lampung Timur ini.
Saat disinggung pengakuan Nurlina, Arwinandar ikut menikam, Kapolres mengatakan akan memanggil ulang Arwinnandar. ’’Kita akan periksa lagi. Termasuk satuan pengamanan di kantor PTPN 7. Saat ini, Kondisi Agus kemarin malam kritis tapi tadi pagi (kemarin) saya dengar telah membaik dan akan dilakukan operasi,” pungkasnya. (p6/c1/ary)
Laporan Gatra Y.P., Aji S., Febi,
BANDARLAMPUNG
BERUSAHA tersenyum, namun kesedihan teramat dalam tergambar jelas di raut wajahnya saat menyapa Radar Lampung di rumah duka Jl. Pramuka No. 22, Rajabasa, Bandarlampung, Jumat (24/5).
Masih terekam jelas di kepala perempuan 51 tahun itu bagaimana Andi Septa Pubian Putra (21) menikam Meilani di kompleks kantor PTPN 7, Kedaton, Kamis (23/5) lalu.
’’Apalagi kalau saya melihat kedua cucu saya, Alif (2,5) dan Badran yang baru berusia 7 bulan, kini yatim akibat perbuatan pelaku. Hancur hati saya,’’ tuturnya yang baru saja siuman.
Ya. Nurlina kerap pingsan jika teringat mendiang Meilani dan dua cucunya. Puncaknya, saat melihat jasad Meilani mulai ditutup timbunan tanah merah. Saat itu, Nurlina berteriak histeris, lalu lemas tak sadarkan diri.
’’Kalau lagi ramai seperti ini, saya masih bisa menahan kesedihan. Namun kalau sendirian, selalu teringat Ani (sapaan akrab Meilani). Terlebih, Ani punya ciri khas saat pulang dari kantor. Dia selalu membunyikan klakson sebanyak dua kali. Dan, Alif berlari ke depan sambil mengatakan ’Mimi Pulang, Mimi pulang’,’’ kenangnya.
Satu hal yang sulit dilupakan adalah perilaku Arwinandar (52).’’Arwin bukannya melerai, malah ikut menikam Iwan (Brigadir Agus Setiawan, Red). Waktu itu, Iwan ingin menangkap Ardi, tetapi malah ditusuk Arwin dari belakang. Dia memang biang keladi dari semua ini,” tukasnya.
Dia menuturkan, sifat Arwin sejak dahulu memang kasar. Namun, dua tahun terakhir, sifatnya makin menjadi. Menurutnya, ini disebabkan Rita (29), istri kedua Arwin. ’’Sejak kenal wanita nakal itu, dia jadi kalap dan lupa,” kesalnya memaki sang suami.
Saat ini, Nurlina berharap pihak kepolisian dapat menghukum tidak hanya Andi, tetapi juga suaminya. ’’Saya berharap polisi mengusut tuntas dan menangkap semua pembunuh itu!” katanya.
Saat ditanya sikapnya terhadap Arwin, Nurlina sudah tak lagi menghormati sang suami. ’’Saya anggap dia (Arwin, Red) sudah enggak ada,” ujarnya kesal.
Yang ada di benak Nurlina saat ini adalah membesarkan kedua cucunya agar terjamin masa depannya. Harapannya kini tertumpu pada sang menantu yang masih kritis di Rumah Sakit Advent Bandarlampung. ’’Saya berdoa agar Iwan bisa cepat pulih dan kembali kepada kami di sini,” tuturnya.
Sementara di mata sahabat, Meilani dikenal sebagai pribadi yang riang. Kematiannya yang mendadak membuat rekan-rekannya kehilangan. Setidaknya itu yang dirasakan Amir Hamzah (28) yang mengenal Meilani sejak SMA.
’’Kami kaget karena sudah hampir tiga tahun ini kami tidak bertemu. Terakhir bertemu saat dia meminta bantuan menyebarkan undangan pernikahannya,” kenang dia.
Yang membuat Amir makin sedih adalah tepat pada 10 Mei lalu, Meilani merayakan ulang tahunnya. Namun, dia harus meregang nyawa di bulan yang sama. ’’Kita berdoa agar arwahnya tenang dan diterima di sisi-Nya,” ucapnya.
Terpisah, Polresta Bandarlampung hingga kemarin mendalami motif pembunuhan Meilani di areal parkir kantor PTPN 7. Pemeriksaan terhadap tersangka Andi Septa Pubian Putra dilakukan setelah kondisinya stabil.
Kapolresta Bandarlampung Kombespol M. Nurochman, S.I.K. menuturkan, kejadian tersebut bermula saat Meilani, Nurlina, dan Brigpol Agus Setiawan datang ke tempat kerja Arwinandar.
Korban saat itu melihat mobil Avanza hitam yang telah diberikan Arwinandar kepadanya dipakai pelaku ’’Korban yang mengemudikan Innova hitam BE 411 F langsung menabrakkan diri ke mobil tersebut,’’ cerita Nurrohcman.
Usai ditabrak korban, pelaku marah. Sambil menghunus badik dia menghampiri korban dan menikamkan belati ke dada dan perut korban. ’’Melihat isterinya ditikam Brigadir Agus bukannya berusaha menolong tapi malah ikut ditikam,’’ tutur Mantan Kapolres Lampung Timur ini.
Saat disinggung pengakuan Nurlina, Arwinandar ikut menikam, Kapolres mengatakan akan memanggil ulang Arwinnandar. ’’Kita akan periksa lagi. Termasuk satuan pengamanan di kantor PTPN 7. Saat ini, Kondisi Agus kemarin malam kritis tapi tadi pagi (kemarin) saya dengar telah membaik dan akan dilakukan operasi,” pungkasnya. (p6/c1/ary)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jenguk Tahanan, Bawa Sabu Dalam Roti
Redaktur : Tim Redaksi