Istilah Janda Jadi Bahan Candaan, Komunitas Ini Meradang

Jumat, 03 Juli 2020 – 11:00 WIB
Member komunitas Save Janda. Foto: dok. pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Myrna Soeryo, praktisi humas, content creator isu pemberdayaan perempuan turut prihatin mengetahui ada figur publik yang menggunakan istilah janda untuk menarik perhatian di media sosial.

Ia mengatakan bahwa janda seolah menjadi kata sakti agar dapat meraih popularitas dari penghuni dunia maya.

BACA JUGA: Selama Pandemi Corona, Ada Ribuan Janda Baru di Kota Bandung

Tanpa mempedulikan stigma negatif yang terbentuk, serta makin membebani mental seorang janda dalam menjalani hidupnya.

“Kalau merujuk kepada KBBI, kata janda hanyalah sebuah status dan tidak ada makna negatif. Namun, karena pandangan misogini serta tatanan sosial patriaku, kata janda banyak dilekatkan dengan padanan kata yang bermakna negatif, sehingga membentuk persepsi tidak baik di masyarakat,” kata Myrna Soeryo, dalam keterangan tertulis, Kamis (2/7).

BACA JUGA: Peringatan dari Fauzi Baadilla untuk para Janda Genit

Co-founder komunitas Save Janda ini menambahkan, sudah saatnya masyarakat menghentikan pembentukan stigma negatif terhadap kata janda.

Sebab, banyak janda-janda muda di daerah yang kesulitan mencari nafkah akibat stigma negatif tersebut.

BACA JUGA: Wanita FKPPI Bantu Janda dan Yatim Piatu di Lingkungan TNI/Polri Terdampak COVID-19

“Dagangannya menjadi tidak laku hanya karena ia berstatus seorang janda. Atau ia dijauhi oleh tetangga-tetangga perempuannya, karena takut suaminya bakal direbut karena janda dianggap sebagai pelakor (perebut laki orang),” ungkapnya.

Sebelumnya, dunia maya dihebohkan dengan cuitan akun Twitter milik penulis buku non-fiksi, Henry Manampiring, @newsplatter.

“Istilah janda dan duda sebaiknya diganti preloved partner. Setuju?” tulis Henry.

Cuitan itu pun langsung mendapat sambutan dari Mutiara Proehoeman, founder komunitas Save Janda.

“Hai Henry, di saat kami dan teman-teman di @SaveJanda sedang berusaha untuk meminimalisir stigma janda di masyarakat, anda justru menambah beban kami atas apa yang sedang kami perjuangkan. Preloved sama saja kata kerennya untuk bekas #lawanstigmajanda,” komentar Mutiara. (mg7/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler