jpnn.com, JAKARTA - Museum Konferensi Asia Afrika menjadi saksi peluncuran buku cerita "Konser Musik" yang dilengkapi dengan ilustrasi yang istimewa.
Acara ini menjadi bagian dari perayaan Bulan Literasi Asia Afrika (BLAA) dengan tema "Literasi: Kita dan Teknologi." Yang membuat acara ini benar-benar istimewa adalah kolaborasi seni yang dilakukan oleh 11 anak berkebutuhan khusus dari House of Hope dan Zumenart.
BACA JUGA: Setelah Hilang 8 Hari, Anak Berkebutuhan Khusus Ini Akhirnya Ditemukan
Total 11 anak yang terlibat, sembilan di antaranya berasal dari House of Hope, sedangkan dua lainnya berasal dari Zumenart.
Buku cerita "Konser Musik" ini menghadirkan cerita yang penuh inspirasi, tetapi yang membuatnya benar-benar istimewa adalah bahwa seluruh ilustrasinya dibuat oleh anak-anak berkebutuhan khusus. Mereka datang dari berbagai diagnosa, diantaranya autisme, down syndrome, dan slow learner.
BACA JUGA: Lihat Anak Berkebutuhan Khusus Sendirian di Rumah, HA Langsung Berbuat Begitu, Sontoloyo
Buku ini tak hanya sekadar kisah imajinatif tentang musik, tetapi juga suatu wujud nyata dari bagaimana anak-anak berkebutuhan khusus memiliki potensi yang luar biasa dalam dunia seni.
Kepala Museum Konperensi Asia Afrika (Museum KAA), Ibu Noviasari Rustam, menyambut baik kolaborasi dengan House of Hope, yang dipandang sejalan dengan semangat pemberdayaan dari Bandung Spirit dan semangat inklusi "Museum untuk Semua".
BACA JUGA: Begini Cara Panasonic GOBEL Dukung Tumbuh Kembang Anak Berkebutuhan Khusus
Melalui kegiatan ini, MKAA berupaya mengoptimalkan peran Museum di bidang pelayanan publik, membuka akses bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk berinteraksi dengan Museum, yang diharapkan mampu membuat mereka merasa berdaya dan terinspirasi.
Salah satu momen yang paling mengesankan adalah penampilan story-telling oleh anak-anak berkebutuhan khusus ini. Mereka membacakan cerita dari buku "Konser Musik" dengan penuh semangat, menggambarkan pesan yang dalam tentang kekuatan imajinasi dan keberanian.
Selain itu, acara itu menampilkan sesi diskusi buku bersama Ibu Ernawati Bintoro, yang merupakan Head of Art Therapy dari House of Hope, Ibu Win Fajar Adventa, Pembimbing anak-anak melukis sekaligus founder dari Zumenart, dan Cindy Evelyn, salah satu anak berkebutuhan khusus yang menjadi ilustrator buku “Konser Musik”.
“Kami dari Zumenart itu sangat amaze yah karena ternyata hasil karya dari anak-anak ini sangat diluar ekspektasi kami karena begitu luar biasa.” Ucap Bu Win Fajar Adventa atau biasa dipanggil Ms. Venta.
Founder dari Yayasan Blessindo Harapan Mandiri (House of Hope) Irene Ridjab memberikan wawasan yang mendalam tentang tujuan dari buku tersebut.
" Acara ini bukan hanya sekadar perayaan peluncuran sebuah buku, tetapi juga sebuah perwujudan dari mimpi-mimpi, dedikasi, dan cinta yang kami tanamkan dalam setiap anak berkebutuhan khusus yang kami layani," kata Irene.
Irene Ridjab mengingatkan bahwa pentingnya buku sebagai sarana untuk mengubah persepsi masyarakat tentang anak-anak berkebutuhan khusus dan mengingatkan semua orang akan potensi tak terbatas yang dimiliki oleh setiap individu, terlepas dari keterbatasan yang mungkin mereka miliki.
Acara ini pun ditutup dengan penampilan bernyanyi dan menari “Aku Bisa” oleh anak-anak yang mengikuti Art Therapy di House of Hope.
"Tak hanya tentang peluncuran buku, acara ini juga tentang memberi inspirasi kepada lebih banyak anak berkebutuhan khusus untuk mewujudkan impian mereka. Harapan dari pendiri House of Hope adalah agar acara ini menjadi pemicu bagi perubahan positif dalam mendukung anak-anak berkebutuhan khusus," ungkapnya.
Irene menambahkan momen berharga itu menjadi langkah awal untuk menciptakan kesadaran lebih besar dalam masyarakat tentang pentingnya mendukung anak-anak berkebutuhan khusus dalam mencapai potensi penuh mereka.
"Acara ini juga menjadi dorongan bagi masyarakat untuk mendukung inisiatif seperti House of Hope dan Zumenart dalam memberikan bimbingan kepada anak-anak berkebutuhan khusus," pungkas Irene.(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul