jpnn.com - KARIN, 40 mungkin bisa digolongkan sebagai istri yang baik banget. Paling tidak, baik di mata suami. Tapi untuk masuk kategori baik di mata hukum, tunggu dulu. Sebab perempuan yang satu ini sangat mendukung profesi Donwori, 43, sang suami yang berprofesi merogoh bokong orang lalu mengambil dompet. Nama kerennya copet.
Lautan ku seberangi, gunung akan aku daki. Begitulah kuatnya cinta Karin pada Donwori. Kendatin si suami telah bolak balik jadi residivis pencopet dompet di mal dan angkutan umum, Karin tetap cinta mati.
BACA JUGA: Pemkab Siapkan 10 Ribu Hektare untuk Ternak Sapi dan Kerbau Air
Padahal, kedua anaknya, kedua orang tua sampai para tetangga menyuruhnya untuk bercerai. Bahkan, orang tua Karin pula yang mendaftarkan gugatan cerai di Pengadilan Agama, Klas 1 A.
“Orang tua mendaftarkan perceraian tanpa sepengetahuan saya. Enake dewe wong tuoku iku (enaknya sendiri orang tua itu, Red). Mboh bojoku maling ta rampok (Entah suamiku pencuri atau perampok, Red), emang gue pikirin. Kok melu-melu (kok ikut-ikutan, Red)," ketua Karin ketika mencabut gugatan cerainya di PA, kemarin (1/5).
BACA JUGA: Simak! Curhatan Kasatreskrim yang Digunduli Anak Buah Sendiri
Dengan suasana hati kesal dan sebel dengan orang tuanya, Karin menyadari bila seluruh keluarga menyatakan bahwa pilihan itu adalah terbaik.
Sebab, selama ini kehidupan Donwori yang seringkali masuk bui menjadikan hidupnya tak tenang.
BACA JUGA: Ingin Naik Jabatan? Coba Datang ke Pura Ini, Mistis...
Karin harus nyambi jadi pembantu supaya kebutuhan keluarganya terpenuhi. Makin berlipat pula karena pekerjaan Donwori membuat hati Karin seringkali dag dig dig tidak karuan.
Maklum, banyak polisi yang mengintai rumahnya lantaran sang suami yang punya pekerjaan sebagai pencuri.
"Orang sekampung juga tahu kalau suamiku maling dan copet,” kata Karin bangga. Wanita asal Perak Barat itu pun mengaku blak-blakan soal pekerjaan suaminya itu. "Buat apa malu. Emang itu kenyatannya," kata ibu dua anak itu.
Karin mengaku bangga dengan suaminya karena jarang ada pria yang melabelkan dan mendeklarasikan diri sebagai maling dan copet.
"Orang yang ngaku maling itu perkasa. Mana ada maling yang ngaku kalau itu tidak suamiku," kata Karin.
Terlebih dari hasil curiannya itu, lanjut Karin seringkali untuk membantu orang lain.
Memang, beberapa kali Donwori masuk penjara yang membuatnya harus membantu suaminya cari uang dengan jadi pembantu rumah. Akan tetapi, ketika suaminya keluar penjara hidupnya kembali sentosa. Dia juga terkenal murah hati.
"Tiap kali kurbanan (hari raya Idul Adha, ed) saya bisa kurban lima sapi. Belum lagi kalau pas Idul Fitri. Di Sampang, keluarga kami terkenal baik," jelas dia. Maka itu, meski sang suami jadi pencuri, Karin justru bangga.
"Orang yang dicuri itu paling kurang sadaqoh. Kalau sadaqohnya banyak paling gak kecurian," kata Karin tertawa. (umi hany/no)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lihat Nih! Kasatreskrim Digunduli Anak Buah Sendiri
Redaktur : Tim Redaksi