jpnn.com, TAPSEL - Polres Tapsel masih terus mendalami kasus pembantaian suami-istri di Aek Sulum, Desa Marsada, Kecamatan Sipirok, Tapanuli Selatan (Tapsel) beberapa waktu lalu.
Dalam insiden berdarah itu, sang suami Parlindungan Siregar tewas dengan mengenaskan.
BACA JUGA: Nekat Dekati Istri Pelaku Lantaran Ngaku sudah Ditalak Tiga
Pasalnya, meski sang pelaku Riski Harianto, 25, telah ditangkap, namun keterangan sangat bertolak belakangan dengan pernyataan istri almarhum, HD, 25.
HD dituding selingkuh dengan Riski yang menyebabkan suaminya mengancam pelaku, dan berakhir pembantaian tersebut.
BACA JUGA: Ungkap Pembantaian di Tapsel, Polisi Cari HP Istri Korban
HD yang kini berangsur pulih dari kritisnya dengan tegas membantah seluruh keterangan pelaku dan bersumpah bahwa itu semua bohong.
Dia sejatinya belum sembuh dari trauma dan sakit akibat pembantaian itu. Kepada wartawan, HD menuturkan, sejak dirawat di rumah sakit, dia sudah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian terkait kasus ini.
BACA JUGA: Istri Korban Pembantaian Itu Bantah Selingkuh dengan Pelaku
Dengan kondisi tangan kanan yang masih dibalut perban dan di hadapan keluarga besar almarhum keluarga suaminya, Helmi menjelaskan, dia sama sekali tidak mengenal pelaku dan tidak pernah saling kenal.
Dia pun membantah seluruh pernyataan yang diakui pelaku di hadapan polisi maupun awak media, perihal tudingan perselingkungan yang mengawali motif pembunuhan suaminya.
“Saya sudah memberikan keterangan yang sejujurnya kepada petugas kepolisian yang memeriksa sewaktu saya di rumah sakit.
“Dari video call dengan polisi antara saya dan pelaku, sudah jelas kalau kami tidak saling mengenal. Kalau saya berbohong, tak lapang jasad suami saya di alam kubur,” ujar HD sedih dan mengaku tertekan atas pengakuan pelaku yang kemudian menjadi kutipan di media massa, seperti dilansir Metro Tabagsel (Jawa Pos Group) hari ini.
Akan tetapi, munculnya pemberitaan-pemberitaan di media terkait motif pembantaian terhadap korban tersebut, keluarga almarhum Parlindungan dan HD mengaku tidak percaya akan pengakuan pelaku yang mengatakan alasannya sampai sekeji itu menghabisi nyawa korban.
Sementara Ayah almarhum Parlindungan Siregar, berinisal SS, 62, didampingi paman korban AM Siregar (58) menyampaikan keluhan mereka.
Disaksikan keluarga yang lain, sebagai pihak dan yang mewakili keluarga besar yang merasa terpukul terkait pernyataan pelaku.
“Hal ini akan menjadi aib bagi keluarga kami. Sementara kami masih dalam keadaan berduka. Ibarat kata pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga pula. Begitulah yang kami rasakan,” ujarnya.
Dia menambahkan, berdasarkan hasil pemeriksaan polisi terhadap HD, dan pembicaraan antara pelaku dengan HD yang disambungkan polisi melalui Video Call, katanya jelas bahwa pelaku dan menantunya tidak saling mengenal.
“Bagaimana mungkin mereka bisa menjalin hubungan gelap, sementara mereka tidak saling mengenal. Dan dari hasil rekaman video yang diunggah wartawan saat diwawancara di RSUD Kota Padangsidmpuan, si pelaku tak tau nama menantu kami,” tambah AM menyinggung video wawancara yang diunggah di media sosial.
Namun demikian, keluarga besar mengapresiasi pihak Kepolisian yang telah sigap mengamankan tersangka pembantaian tersebut. Mereka berharap, hukuman berat ditimpakan kepada pelaku, sesuai dengan perbuatannya. (san/mtabag)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Bantah Setop Kasus Dugaan Cabul Oknum Kades Tajir Itu
Redaktur & Reporter : Budi