Istri: Kurang Apa? Asal Minta Kulayani

Senin, 17 Juni 2013 – 19:42 WIB
LUBUKPAKAM - Abdullah (45) tidak akan bisa lagi mengayuh becaknya keliling jualan roti di seputaran Lubukpakam.

Pasalnya, ayah empat anak yang menetap di Jl. Galang Lingkungan IV, Kel. Cemara, Kec. Lubukpakam ini dibekuk Sat Reskrim Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Deliserdang, Sumut, usai membeli nasi bungkus dari rumah makan di Jl.  Galang, Lubukpakam, Sabtu (15/6) sekira pukul 20.00 WIB.

Ia terancam lama di penjara karena dituding telah mencabuli gadis keterbelakangan mental, sebut saja bernama Melati (21).

Info yang dihimpun Posmetro Medan (Grup JPNN) kemarin, penangkapan pria berbadan kurus dan berkulit gelap ini berawal dari tiga minggu lalu, saat Abdullah menjajakan rotinya ke Jalinsum Lubukpakam-Perbaungan, tepatnya di kawasan kediaman Melati.

Karena Abdullah sudah sering berkeliling ke kawasan itu, warga sekitar pun sudah mengenal Abdullah dan warga pun sering membeli rotinya yang rata-rata dijual seharga Rp 2 ribu perak itu. Namun sambil berjualan, Abdullah diduga turut memerhatikan gerak-gerik korban.

Melati yang memiliki body lumayan itupun menarik perhatian Abdullah. Pria yang telah puluhan tahun berjualan roti itu pun berniat memanfaatkan kekurangan korban.

Untuk melancarkan aksinya, pelaku pun mengatur jurus agar dapat ‘mencicipi’ tubuh Melati.

Awalnya ia hanya mengajak korban mengobrol, sesekali meledek Melati. Puncaknya, sekira tiga minggu lalu, seperti biasa, siangnya sekitar pukul 13.00 WIB, Abdullah kembali menjajakan rotinya ke kawasan tempat tinggal korban.

Kala itu, Melati terlihat sedang main-main dengan seorang bocah anak tetangganya. Agar niatnya mencicipi tubuh korban kesampaian dan tak diketahui oleh warga sekitar, dari seberang Jalinsum Abdullah pun memberi kode agar Melati menyeberang untuk menjumpainya di gudang ruko berlantai dua yang berada di seberang kediaman Melati.

Merasa dipanggil oleh Abdullah, dengan lugunya Melati pun menyeberangi jalan dan menemui pelaku. Lalu Abdullah menyuruh Melati pergi duluan menuju gudang ruko itu.

Tidak berapa lama, Abdullah pun menyusul dan memarkirkan becak rotinya dalam gudang. Di tempat itulah, Abdullah mulai mencium bibir dan menggesek kemaluan Melati dengan tangannya. Usai melakukan perbuatan itu, Abdullah langsung pergi meninggalkan Melati.

Namun saat selesai, warga curiga melihat Abdullah yang keluar dari gudang ruko dan tidak berapa lama disusul oleh Melati.

Warga pun memberitahukan hal itu kepada ibunya Melati. Saat diinterogasi, korban pun menceritakan perbuatan bejat Abdullah terhadap dirinya. Tidak terima putrinya diperlakukan tak senonoh, keluarga Melati pun membuat laporan pengaduan ke Polres Deliserdang.

Merasa aksi bejatnya bakal tercium, sejak kejadian itu Abdullah tak berani lagi jualan roti ke lokasi. Selama tiga minggu pria yang tak tamat SD itu memilih berdagang keliling ke arah Jalinsum Lubuk Pakam-Tanjung Morawa.

Namun Sabtu (15/6) malam petugas Unit PPA yang mendapat info keberadaan Abdullah, dan langsung menguntitnya mulai dari Jalinsum depan Kantor Bupati DS hingga mengembalikan becaknya ke tokenya di Jl. Kartini Lubukpakam.

Dengan mengayuh sepedanya yang dititip di rumah tokenya, Abdullah berencana pulang ke kediamannya. Tapi sebelum pulang, ia berniat membeli nasi bungkus. Saat menyeberang di Jl. Galang itulah, Abdullah dibekuk polisi.

Asal Minta Tetap Kulayani

Tak berapa lama setelah petugas mengamankan Abdullah, Misni (44), isterinya Abdullah tiba di Polres Deliserdang.

Kepada kru Posmetro, sambil meneteskan airmata, wanita yang kesehariannya membuat lidi sate itu mengaku tak menyangka suaminya akan tega berbuat seperti itu terhadap gadis yang memiliki keterbelakangan mental.

"Kami di rumah baik-baik, ternyata malah suamiku berbuat begitu," isak Misni. Cerita Misni, sejak berumah tangga dengan Abdullah, wanita berbadan sedang ini selalu setia melayani birahi suaminya.

Bahkan meski pun Misni kurang sehat, asal suaminya minta dilayani, Misni pun tetap melayani Abdullah. 

"Kurang puas apalagi suami ku itu. Asal minta, tetap kulayani. Mau berapa kali pun satu malam tetapnya kulayani. Setiap pulang suamiku hanya memberi uang Rp 20 ribu saja. Untuk menopangnya aku terpaksa membuat lidi sate yang hanya dapat penghasilan Rp 15 ribu setiap hari," ujar Misni dengan wajah sedih. (man/deo)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejati Lepas Dua Tersangka Narkoba

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler