Istri Muda, Enak di Depan Sengsara Kemudian

Minggu, 24 Desember 2017 – 14:41 WIB
Istri muda, enak di depan sengsara kemudian. Ilustrasi Fajar Krisna/Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Ungkapan enak di depan sengsara kemudian kini menimpa Donwori. Ada rasa penyesalan dari pria berusia 40 tahun itu.

Awalnya begitu menggebu. Dunia seperti hanya miliknya sendiri ketika cintanya diterima Karin yang usianya lebih muda. Isri Donwori berumur 25 tahun.

BACA JUGA: Kejar Janda Sampai Kudapat

Donwori mengaku memang punya istri muda ada enaknya. Namun, setelah dijalani, dia menyimpulkan lebih banyak gak enaknya.

Kini, Donwori hanya bisa mengelus dada karena Karin susah diatur karena terlalu gaul.

BACA JUGA: Minta yang Aneh saat Beradu Hasrat, Ternyata

===================================
Anggun Angkawijaya - Radar Surabaya
===================================

Donwori awalnya gembira dan bangga saat kali pertama berhasil memperistri Karin, yang usianya terpaut 15 tahun lebih muda.

BACA JUGA: Bisikan dari Gunung Kawi Untuk Ritual Malam Jumat

Di hadapan rekan-rekannya, Donwori kerap sesumbar bakal awet muda karena mendapat pendamping hidup yang masih muda.

Awal-awal menikah, Donwori juga membanggakan istrinya yang memang gaul dan bikin para lelaki melirik dan terpesona.

Tak heran jika Donwori ini kerap sesumbar jika memperistri Karin, seperti meminum jamu awet muda.

Namun kegembiraannya mendapat istri daun muda ini tak berlangsung lama. Masa pernikahan yang baru berusia 2 tahun kerap diwarnai percek cokan lantaran perbedaan pandangan.

Maklum Donwori hidup di era zaman lama sedangkan Karin mendapat pendidikan di era zaman now.

“Tiap hari ada saja acaranya. Yang kumpul teman, hang out , sampek pegel nuruti karepe,” kata Donwori saat ditemui disela menunggu sidang cerai pertamanya di Pengadilan Negeri 1A Surabaya, Kamis (21/12).

Karin yang dinikahi dua yang lalu ini rupanya memang belum bisa meninggalkan aktivitasnya saat masih lajang. Karin juga punya kebiasaan seperti itu setelah setahun pernikahannya.

Yang kumpul dengan grup teman sekolahnya saat SMA, teman satu hobi dan lain sebagainya. Pada awalnya Donwori sebenarnya tak memperasalahkan.

Malah Donwori sempat bangga karena mendapat istri cantik, gaul dan masih muda. Namun lambat laut donjuan mengaku sudah tak bisa mengikuti gaya hidup istrinya.

Namun lama kelamaan Donjwori mengaku tidak enak karena terlihat paling tua saat ikut komunitas istrinya. Sampai sampai dia dipanggil Om hingga Pak De oleh teman-teman Karin.

“Aku khan bojone, mosok dipikir Omnya,” ujar Donjuan.

Karena malu dan merasa gak gaul, akhirnya Donwori sering menolak saat diajak Karin berkumpul dengan teman temannya. Karena keseringan di luar rumah, urusan makan sampai ranjang jadi terabaikan.

Padahal di usia yang sudah cukup matang ini Donjuan ingin segera mempunyai momongan. Maklumlah, dia sudah lama hidup membujang.

“Kepinginnya segera punya anak. Lha lek ditinggal metu terus kapan gawene?” ucap karyawan swasta ini.

Akhirnya Donwori memberanikan diri mengingatkan Karin agar tidak sering keluar rumah. Awalnya sih Karin nurut. Tapi lama kelamaan kambuh juga. Malah diam-diam Karin pergi dugem dan membuat Donwori kesal.

“Saya marah, masak nggak menghargai suami?” imbuh Donwori.

Rupanya Karin tidak terima, dia memilih meneruskan hobinya dari pada meneruskan berumah tangga dengan Donwori. Hingga puncaknya Karin minggat dan balik ke rumah orang tuanya di Wonokromo.

Donwori sempat berusaha menjemputnya namun Karin malah kabur. Donjuan dan mertuanya pun kelabakan. Apalagi teman-temannya yang sering kumpul bareng mengaku tidak tahu dimana keberadaan perempuan ini.

Akhirnya Karin berhasil ditemukan sedang berada di rumah pamannya di Batu. Agak alot membujuk Karin untuk kembali ke Surabaya. Usut punya usut, dia mengaku belum siap berkeluarga, hidup terikat dan belum siap menjadi seorang Ibu.

“Ya, kalau memang nggak mau menikah, kenapa nggak bilang dari dulu. Saiki wis kadung tak rabi tibae koyok ngene. Mending dari dulu cari yang lain saja,” sesal Donwori.

Donwori pun berunding dengan orangtua dan mertuanya. Sampai akhirnya keputusan untuk berpisah secara baik-baik ditempuh. “Apes aku salah pilih,” ucapnya.

Donwori lalu bercerita bahwa dia menikah dengan Karin dua tahun yang lalu dalam acara pesta ulang tahun kantornya. Karin sebagai MC, dan Donwori ditunjuk sebagai pemain keyboard.

Dia mengenal Karin sebagai wanita yang supel dan banyak temannya. Karena itu, saat bertemu pertama kali dia mengaku langsung kesengsem dan jatuh cinta. Apalagi saat itu lelaki asal Lakarsantri ini belum punya gandengan alias bujangan.

Cinta Donwori bersambut, lantaran Karin menerima pinangannya. “Gak tahunya jadinya seperti ini. Padahal saya ingin hidup normal kayak yang lain. Ya mau bagaimana lagi, nasi sudah jadi bubur, doakan saja dapat yang baru setelah ini,” pungkas Donwori sedikit memelas. (rud/sb/ang/jay/JPR)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Prahara Dalaman Wanita di Tumpukan Kardus


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler