Training dibuka Kapolda Sulsel, Irjen (pol) Mudji Waluyo. Dalam arahannya, Mudji mengajak agar peredaran narkoba terus ditekan. Dia mengatakan, Polda akan terus berusaha untuk menekan laju pertumbuhan peredaran narkoba salah satunya dengan membentuk tenaga penyuluh.
"Jenis narkoba perlu diketahui anak-anak supaya kalau ada yang mengiming-imingi mereka sudah tahu. Karena sekarang peredaran narkoba sangat beragam jenisnya. Sekarang ada yang mengedarkan narkoba berbentuk permen dan coklat. Makanya dengan adanya tenaga penyuluh bisa menyelamatkan anak bangsa dari narkoba termasuk anak-anak Polri,"paparnya.
Saat ini, kata Mudji, anak-anak Polisi menjadi sasaran peredaran narkoba. Makanya peran ibu-ibu Bhayangkari sangat besar supaya tidak terpengaruh untuk menggunakan narkoba.
"Bhayangkari harus terdepan dalam pemberantasan narkoba dengan memberikan penyuluhan kepada anak-anak terutama anak-anak polisi," ungkapnya.
Terpisah, Kepala BBN Sulsel, Komisaris Besar (Kombes) Polisi Richard M Nainggolan mengatakan, peredaran narkoba tahun terus meningkat. Tahun ini peredaran narkoba mencapai 3,8 juta meningkat 300 ribu dibanding tahun lalu yang hanya 3,5 juta. Di Sulsel sendiri ada sekitar 144 ribu kasus ketergantungan narkoba.
"Kami berharap dengan adanya ToT ini peredaran narkoba akan terus ditekan agar anak-anak bangsa bisa diselamatkan, karena tahun 2001 ada kasus ibu Bhayangkari yang kedapatan mengedar narkoba karena iming-iming keuntungan," akunya.
Sementara ketua Bhayakari, Hj Wati Mudji Waluyo mengatakan, ToT yang digelar ini dimaksudkan agar Bhayangkari, guru, dan mahasiswa berperan dalam mencegah peredaran narkoba.
"Kami sangat mendukung kegiatan ini. Apalagi sudah ada MoU antara BNN dan Polda untuk menghentikan peredaran narkoba," paparnya. (wan/pap)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sidang Tipikor Papua Barat Ricuh
Redaktur : Tim Redaksi