jpnn.com, PROBOLINGGO - Perbuatan terlarang dua perangkat Desa Randujalak NS (perempuan) dan AW (laki-laki) akhirnya terkuak. Dua perangkat desa itu ketahuan melakukan video call, di mana NS sedang bertelanjang dada.
Setelah terkuak kasus itu, keduanya langsung mengundurkan diri. Kasus ini terbongkar setelah istri AW, Chosnol Hotimah menemukan screen shot video call (VC) yang menggambarkan NS bertelanjang dada di ponsel suaminya.
BACA JUGA: Dilarang Keras Mengunjungi Istri Muda di Wilayah Ini Selama Pandemi Corona
Bahkan Chusnol sempat mendatangi NS untuk meminta klarifikasi soal video call telanjang dada. Namun, Chosnol mengaku, justru dia dianiaya dan dicakar. Chosnol pun melaporkan kasus ini ke Polresta Probolinggo.
Terkait pengunduran diri NS dibenarkan oleh yang bersangkutan. Kepada wartawan yang menghubunginya melalui WhatsApp pada Kamis 30 April 2020, NS mengakui pengunduran dirinya.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Pengajian FPI Libur, Pejabat Selingkuh Terjangkiti Virus Corona
“Sudah, saya tidak mau memperpanjang masalah ini lagi. Saya juga sudah mengundurkan diri dari perangkat desa dan mau fokus ngurusi keluarga," tutur NS.
Pengunduran NS sebagai perangkat desa juga dibenarkan Kepala Desa (Kades) Randujalak, Anis Nurhainis. Anis mengaku sudah menerima pengunduran diri NS sebagai perangkat desa.
BACA JUGA: Pasangan Selingkuh Terjaring Tim Razia Antisipasi COVID-19, Prianya Dijemput Istri di Kantor Polisi
“Benar, yang bersangkutan sudah mengundurkan diri sebagai perangkat desa, Rabu kemarin. Tinggal perangkat desa satunya (AW) hingga belu diketahui keberadaannya,” kata Anis.
Meski belum diketahui keberadaanya, Anis mengaku, sudah berhasil menghubungi AW melalui sambungan selular. “Dia (AW) juga berencana mengundurkan diri sebagai perangkat desa,” kata kades.
Melalui sambungan selular, AW mengaku, belum bisa balik ke Randujalak dengan alasan suasana memanas. Apalagi setelah istrinya, Chosnol yang mengaku dicakar, melaporkan NS ke Polres Probolinggo.
Chosnol melaporkan NS, perangkat Desa Randujalak ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Probolinggo, Selasa lalu.
Dalam laporannya, Chosnol menceritakan awal mula sampai dirinya dianiaya NS. Bermula ketika Chosnol menemukan screen shot VC pada HP suaminya, AW yang memperlihatkan NS yang sedang bertelanjang dada.
Chosnol kemudian menghubungi NS dengan tujuan untuk menyelesaikan perkara ini secara kekeluargaan. Keduanya akhirnya bertemu di rumah seorang perangkat desa, Senin sore, 27 April 2020.
Dalam pertemuan itu terjadi cekcok antara kedua perempuan itu. “Saya memang emosi, saya katakan dia perempuan murahan. NS kemudian mencakar dagu dan leher saya,” kata Chosnol.
Dia akhirnya melaporkan kasus penganiayaan itu ke Polres Probolinggo. (ngopibareng/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia