jpnn.com, JAKARTA - Isu lelang jabatan untuk manajer Timnas Indonesia proyeksi Piala Dunia U-20 sempat dikomentari oleh eks pemain Timnas Indonesia dan Persija Jakarta Imran Nahumarury.
PSSI sendiri mengaku sudah mengambil langkah dan tinggal menantikan hasil kerja Badan Yudisial PSSI, dalam hal ini Komite Etik.
BACA JUGA: Berita Duka, AKP Delli Haris Meninggal Dunia, Kami Berbelasungkawa
Sebelumnya, Imran mengingatkan, kabar yang telah terlanjur menjadi informasi santer di masyarakat itu seharusnya bisa dibongkar kebenarannya.
Dengan begitu, kabar miring yang menerpa PSSI tersebut bisa segera dijelaskan ke publik.
BACA JUGA: Penghentian Aktivitas FPI, Polda Kalsel: Kami Memilih Cara Persuasif
"Jika benar terjadi, maka yang terlibat harus diproses hukum," ucap pemain yang berposisi sebagai pemain sayap itu.
"Setahu saya, ini baru pertama kali terjadi. Sebelumnya enggak pernah ada jual beli jabatan manajer itu, tentu ini buruk untuk sepak bola Indonesia," imbuh Imran.
BACA JUGA: FIFA Tunda Piala Dunia U-20 2021, Begini Reaksi Ketum PSSI
Menurut Plt Sekjen PSSI Yunus Nusi, Komite Etik memang sudah bekerja dan telah memanggil salah satu nama yang sempat muncul dalam bukti kuitansi senilai SGD 100 ribu.
Di dalamnya tercantum tulisan telah menerima uang dari Achmad Haris untuk pembayaran masuk Timnas Piala Dunia U-20 yang diterima Djoko Purwoko.
"Kalau Djoko Purwoko sudah dipanggil oleh Komite Etik. Kalau Achmad Haris, saya dapat info dipanggilnya Selasa (5/1), tunggu saja hasilnya," ucap Yunus.
Sebelumnya, isu ini ramai dibicarakan oleh masyarakat sepak bola Indonesia.
Meski Piala Dunia U-20 2021 dibatalkan dan Indonesia menjadi tuan rumah di edisi selanjutnya di 2023, kasus ini tetap diproses oleh PSSI untuk mendapatkan keterangan sejelas-jelasnya. (dkk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad