Isu Mafia Migas Hanya Dipolitisasi, Kinerja Pertamina Bisa Terhambat

Selasa, 21 Januari 2020 – 18:21 WIB
Ilustrasi kilang migas PT Pertamina. Foto: Kaltim Post/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ahmad Syarif Senior Analyst Bowergroup Asia menilai isu mafia migas di Pertamina hanya dipolitisasi. 

Paktisi yang membawahi sektor migas, LNG, petrokimia dan tambang ini menilai demikian karena melihat fakta bahwa selama ini Pertamina sudah menjalankan proses pengadaan dengan sangat terbuka.

BACA JUGA: CAI: BBM Pertamina Lebih Murah dan Berkualitas

“Pertamina sudah transparan dalam mengelola proyek-proyeknya. Isu mafia migas hanya dipolitisasi dan menjadi komoditas politik. Padahal, isu tersebut justru yang menjadi penghambat kinerja Pertamina,” kata Syarif, Selasa (21/1).

Dengan transparansi yang sudah dilakukan, menurut Syarif, Pertamina juga lebih mungkin diawasi publik. Selain itu, isu-isu di dalam BUMN itu, seperti pengadaan barang dan jasa juga menjadi lebih mudah dimonitor.

BACA JUGA: Truk Tangki BBM Terbakar di SPBU Kota Banjar, Ini Kata Pertamina

Karena itu, Syarif berharap isu mafia migas sebaiknya dihentikan. Pasalnya, isu tersebut hanya akan merugikan Pertamina. 

Kinerja juga terhambat, termasuk dalam proyek kilang, yang sebenarnya menjadi salah satu prioritas pemerintah.

BACA JUGA: YLKI Apresiasi Kesigapan Layanan Pertamina Saat Banjir

“Saya khawatir jika isu mafia migas ini terus dihembuskan, akan menimbulkan efek psikologis. Pertamina menjadi takut. Jadi, mereka akan mengeksekusi proyek apapun tanpa memperhatikan risiko bisnis dengan baik,” papar Syarif.

Selain menghentikan isu mafia migas, Syarif juga menambahkan, beberapa faktor untuk mempercepat pembangunan kilang Pertamina. 

Pertama, Pertamina harus terus membuat rencana pembangunan kilang yang diintegrasikan dengan pembangunan industri petrokimia.

Kedua, Pertamina harus melanjutkan mencari partner guna membantu menambah kapasitas kilang  dengan teknologi terbaru dan memungkinkan terjadinya efisiensi.

“Dan ketiga, Pertamina harus independen. Jangan mudah diinterverensi oleh kepentingan politik. Karena kurangnya indepedensi itulah yang membuat sejumlah investor khawatir,” ucap Syarif.

Syarif melanjutkan, sejumlah investor sebenarnya tertarik berinvetasi membangun proyek kilang Pertamina. Namun sebaiknya, pembangunan kilang memang harus diintegrasikan dengan industri petrokimia dan infrastruktur logistik.

"Jika keduanya bisa disatukan, ini akan membawa dampak ekonomi bagi Pertamina,” tandas Syarif.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler