jpnn.com, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir dituduh terlibat bisnis Polymerase Chain Reaction (PCR).
Tudingan Erick Thohir berbisnis PCR tidak berdasar dan cenderung hoaks.
BACA JUGA: Didukung Penuh Jokowi, Erick Thohir Tidak Perlu Ragu Lagi
“Pak Erick Thohir terus meningkatkan kinerjanya dalam membantu Presiden untuk menata BUMN, dan kelihatannya sudah kenyang dengan fitnah,” kata aktivis Muhammadiyah, Razikin, Rabu (3/11).
“Pak Erick Thohir tidak lagi memiliki keterkaitan dengan beberapa perusahan swasta termasuk PT Adaro sendiri,” ungkapnya.
BACA JUGA: BRI Dipuji Erick Thohir soal UMKM, Begini Katanya
Kata Razikin, hujatan terhadap Erick Thohir sudah biasa diterima karena ada yang tergganggu dengan kebijakannya menata dan membersihkan mafia di BUMN.
“Bisa memaklumi kritikan bahkan hujatan ke Erick Thohir, karena memang sejak awal dilantik oleh Presiden Joko Widodo, Pak Erick Thohir mendapat hujatan bertubi-tubi, dari awal saya sudah menduga serangan akan terus berlanjut hingga Pemilu 2024,” jelas Razikin.
BACA JUGA: Terinspirasi Jokowi, Erick Thohir Kenakan Jaket Film Kadet 1947
Kritikan terhadap Erick Thohir, kata Razikin membuat Menteri BUMN itu meningkatkan kinerjanya.
“Semua kritikan dari berbagai pihak menjadikan Pak Erick Thohir terus meningkatkan kinerjanya dalam membantu Pak Presiden untuk menata BUMN,” ungkapnya.
Razikin mengatakan Erick Thohir telah melakukan berbagai gebrakan merestrukturisasi BUMN dengan spirit AKHLAK (amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, kolaboratif).
“Kalau saja kita mau objektif, di era kepemimpinan Pak Erick Thohir lah Bank Syari’ah terbesar di Dunia ada di Indonesia, menggabungkan 3 bank syari’ah yakni Bank Mandiri Syari’ah, BNI Syari’ah dan BRI Syari’ah itu bukan perkara mudah,” papar Razikin.
“Pak Erick Thohir dapat melakukan itu dan masih banyak gebrakan yang lain seperti bersih-bersih di lingkungan BUMN, itu semua dilakukan semangatnya untuk mewujudkan harapan rakyat Indonesia, yakni BUMN semata-mata untuk kesejahteraan rakyat," pungkas dia. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil