Isu Penculikan Anak, Pemko Surabaya Minta Warga Tenang tetapi Waspada

Rabu, 26 Februari 2020 – 04:21 WIB
Siswa SD. Ilustrasi Foto: Mesya Muhammad/dok.JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Isu mengenai penculikan anak kembali menyeruak di beberapa daerah akhir-akhir ini.

Pemko Surabaya mengimbau warganya tetap tenang. Namun waspada soal maraknya isu penculikan anak.

BACA JUGA: Pelaku Penculikan Anak Diamuk Warga, Begini Jadinya

"Jadi, sekali lagi kami imbau warga tetap waspada, tapi juga harus tenang supaya tidak termakan hoaks. Waspada harus, tapi harus tetap tenang dan tidak boleh main hakim sendiri," kata Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat BPB Linmas Pemkot Surabaya Eko Yudi saat jumpa pers di Kantor Humas Pemkot Surabaya, Selasa (25/2).

Dikatakan, pihak kecamatan dan kelurahan sudah membuat surat edaran yang ditujukan kepada sekolah-sekolah dan masyarakat melalui RW dan RT setempat. Surat edaran itu sudah disebarluaskan sejak November 2019.

BACA JUGA: Anggota TNI Sertu Susanto Gagalkan Penculikan Anak di Medan

BPB Linmas sudah menginstruksikan kepada para Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Linmas untuk keliling sekolah-sekolah, terutama PAUD, TK, dan SD. Jumlah Kasatgas Linmas yang bertugas mengawasi sekolah-sekolah 154 orang atau setara dengan jumlah kelurahan.

"Kalau jam pulang, saya minta dimonitor, terutama terhadap sekolah-sekolah yang sifatnya eksklusif, di mana anak-anaknya naik antarjemput," katanya.

BACA JUGA: Ahmad Dhani Menyapa Maia Estianty pakai Kata Tersayang, Langsung Heboh

Pihaknya juga meminta para petugas keamanan menanyakan setiap tamu yang berkunjung, baik di sekolah maupun perumahan-perumahan. Minimal tentang keinginan tamu untuk menemui siapa dan mencatat nomor kendaraannya.

"Kalau ada apa-apa akan ketahuan, tamu yang berkunjung ke rumah siapa, dan nomor kendaraannya berapa. Ini upaya preventif. Untuk perumahan yang menerapkan 'one gate system' mudah pengawasannya," katanya.

Kendati kasus penculikan anak terjadi di luar daerah, lanjut dia, kewaspadaan harus tetap dilakukan.

Ia mengibaratkan kewaspadaan itu sebagai sedia payung sebelum hujan yang artinya, berjaga-jaga sebelum bahaya datang.

Apabila masyarakat menemukan hal-hal yang mencurigakan, katanya, bisa menghubungi layanan tanggap darurat Command Center 112 milik Pemkot Surabaya.

"Segera hubungi 112 apabila terjadi sesuatu di sekitarnya atau langsung menghubungi RT/RW dan kelurahan setempat," ujarnya.

Kabid Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Surabaya Aries Hilmi memastikan pihaknya sudah meminta pihak keamanan dan guru sekolah untuk selalu memastikan keluarga yang menjemput anak-anak.

Bahkan, lanjut dia, apabila penjemput itu bukan orang yang biasanya menjemput, anak diminta tetap berada di sekolah terlebih dahulu untuk menjaga keamanannya.

"Misal, orangnya mengatakan, kalau dirinya disuruh mamanya. Nah, tolong jangan mudah percaya dengan hal-hal semacam ini," katanya.

Dinas Pendidikan sudah mengadakan pelatihan bekerja sama dengan Polrestabes Surabaya soal antisipasi penculikan anak. Dalam pelatihan itu, pihak keamanan, guru, dan kepala sekolah dilatih mengenali gerak-gerik orang yang mencurigakan.

"Harapan kami pihak sekolah bisa mengetahui gerak-gerik orang yang mencurigakan, sehingga lebih gampang antisipasinya," katanya.

Pihak sekolah juga diminta menutup pintu gerbang sekolah saat jam pelajaran hingga dibuka kembali saat pulang sekolah.

Oleh karena itu, dia juga meminta para orang tua membekali anak-anaknya supaya tidak jajan sembarangan.

"Jadi, ketika anak-anak berada di sekolah, sudah kami lakukan antisipasinya. Namun, kami juga berharap pihak orang tua juga menjaga anak-anak ketika berada di rumahnya masing-masing," katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler