CICURUG-Isu pemutusan tenaga kerja atau PHK massal akibat dampak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai merebak dan menjadi kekhawatiran kalangan buruh Kabupaten Sukabumi. Tidak ingin berdampak, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sukabumi menjamin akan melakukan pembahasan mendalam agar PHK tidak terjadi dan berimbas fatal.
Koordinator Kolalisi Buruh Sukabumi (KBS) Didih Rustandi mengatakan bahwa PHK massal akibat dampak kenaikan BBM kini menjadi ancaman bagi buruh kendati sifatnya masih berupa isu. Tetapi dengan isu tersebut secepatnya pemerintah dan pengusaha mencari solusi supaya ada kebijakan menangkal hal tersebut tidak terjadi.
"Kenaikan BBM berimbas besar bagi dampak dunia kerja, mau itu perusahaan atau buruh. Sebab pengaruhnya sama dengan krisis global yang menimbulkan perusahaan bangkrut atau kolep dan imbasnya buruh kehilangan pekerjaan. Jika ada pembahasan segera lakukan, pemerintah dalam hal ini harus tanggap mencari jalan," tukasnya.
Marlinawati (24), seorang buruh garmen di Cicurug mengaku tak habis pikir dengan rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Ia mengaku, penghasilannya yang hanya Rp900 ribu sebulan dipastikan plus-plos untuk menutup kebutuhan hidup yang akan naik seiring naiknya BBM. "Ahh saya mah pasrah kalau naik. Yang jelas, bagi saya orang kecil, bensin naik Rp1000 saja itu berat. Penghasilan dan pengeluaran bisa jauh bedanya," akunya.
Kadisnakertrans Kabupaten Sukabumi, Aam Amar Halim mengaku akan berupaya mencegah PHK massal pasca kenaikan BBM. "Di dalam pembahasan tersebut melingkupi kondisi perusahaan dari dampak kenaikan BBM, tentunya dilibatkan buruh. Supaya ada hasil yang menguntungkan bagi kedua pihak yang bisa menghindarkan dari isu PHK massal. Pembahasan tersebut akan dilibatkan organisasi buruh dan pemerintah sebagai fasilitas," katanya.
Diakui olehnya, buruh merasa galau dengan nasibnya jika BBM naik sebab buruh menerima imbas yang besar dari kondisi ini. Dimana, UMK saat ini tidak mengimbangi kebutuhan buruh buntut dari bentuk inflasi BBM. Ditambah merebaknya isu PHK massal karena pihak perusahaan yang merasa terbebani semakin mahalnya biaya produksi. "Tetapi itu hanya prediksi ke depan, dan kenyataanya belum seperti itu. Kemenakertrans pun menjamin hal itu tidak akan terjadi," ungkapnya.
Aam menghimbau kepada buruh untuk positif berpikir serta berharap pengusaha akan memberikan kebijakan. "Intinya ketika pengusaha butuh buruh sebisa mungkin buruh akan tetap disejahterakan supaya perusahaan tetap jalan," tuturnya.
Tak hanya buruh yang ketar-ketir dengan rencana kenaikkan BBM. Seorang pedagang kaki lima Dede Adi menuturkan, ia sangat kesulitan menjelang kenaikan komoditi penting itu. Pasalnya,jika harga BBM naik,semua bahan baku dasarnya pun akan tinggi.
"Setiap jualan per hari, saya dapat menghabiskan minyak goreng sebanyak 3 kilogram,begitupun dengan bahan dasar lain seperti terigu dan sayuran. Jika harga pasar naik, otomatis semua pun jadi mahal, dan itu menjadi kesulitan bagi kami," jelasnya.
Di lokasi berbeda Yanto, pedagang lainnya menambahkan, kebijakan mengenai kenaikan harga BBM ini cukup menjadikan suatu perhatian khusus bagi pedagang.Sebab jika mereka salah menentukan langkah,maka akan fatal akibatnya.
"Setiap saat menjelang kenaikan harga,kami harus mempersiapkan diri dalam segala kemungkinannya,terlebih mengenai harga pasar yang harus sama dengan yang lain," pungkasnya. (dri/cr7)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perahu Tenggelam, Nelayan Hilang
Redaktur : Tim Redaksi