JAKARTA -- Pemilihan Ketua Mahkamah Agung (MA) harus diselenggarakan secara demokratis dan legitimate."Pemilihan Ketua MA harus bebas dari unsur politik uang," kata Anggota Komisi III DPR Aboebakar Alhabsy, Selasa (7/2), di Jakarta.
Sehingga, kata dia, ketua terpilih akan mampu memposisikan MA sebagai peradilan yang agung, bermartabat dan terbebas dari intervensi kekuasaan manapun.
"Adanya isu satu suara yang dihargai Rp5 miliar sungguh merisaukan naluri setiap pencari keadilan, itu tidak benar dan jangan sampai terjadi," tegasnya.
Dia mengungkapkan, bisa saja KPK melakukan penyadapan pada para pihak terkait untuk menjamin proses pemilihan ini bebas dari politik uang.
"Saya juga berharap pemilihan ketua MA tidak membuat polarisasi di internal, karena ada kabar tidak sedap bahwa MA telah terbelah," ujarnya.
Menurut dia, informasinya Ahmad Kamil yang berlatarbelakang agama dihadapkan dengan Hatta Ali sebagai perwakilan kubu pidana.
"Yang terkesan terjadi adanya perang dingin antara peradilan agama vs peradilan umum, sungguh ini tidak baik dan harus segera diakhiri," ungkapnya.
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bidang Hukum dan Advokasi itu menegaskan, MA merupakan 'the last resort' yaitu tempat terakhir mencari kebenaran dan keadilan.
Karenanya, kata dia, harus dipimpin oleh orang yang arif dan berhati nurani.
"Ketua MA terpilih harus mampu diandalkan untuk membawa lembaga peradilan Indonesia menjalankan fungsinya menegakkan kebenaran dan keadilan atau to enforce the truth and to enforce justice," ungkapnya.
Indonesia juga memerlukan profil ketua MA yang bisa memberikan tauladan kepada para hakim, sehingga mereka akan menjadi in guarding the freedom of society yaitu penjaga kemerdekaan masyarakat. Keteladaan ketua MA merupakan faktor penting bagi perkembangan hukum dan keadilan di Indonesia.
"Mengingat beberapa hakim mulai terjerat dalam persoalan hukum, jadi mereka perlu sosok yang memberikan keteladanan," katanya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Serikat Pekerja Desak Pemerintah Perbanyak Pengawas
Redaktur : Tim Redaksi