Isu Virus Corona Memukul Pariwisata Bali

Jumat, 14 Februari 2020 – 14:54 WIB
Aktivitas Bandara Ngurah Rai berjalan normal di tengah merabaknya virus corona yang memukul industri pariwisata Bali. Foto: Ali Mustofa/Radar Bali

jpnn.com, DENPASAR - Pemerintah Provinsi Bali akan melakukan sejumlah strategi untuk mendongkrak kunjungan wisatawan. Pasalnya, saat ini pariwisata Bali lesu akibat imbas penyebaran isu virus corona.

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace menyatakan, sektor pariwisata merupakan lokomotif perekonomian Bali yang menyumbang 70 persen PDRB Daerah Bali.

BACA JUGA: Berbahaya! Pasal di RKUHP Ancam Sektor Pariwisata di Bali

"Sehingga, gangguan pada sektor ini berdampak pada mata rantai perekonomian Bali," kata Cok Ace dalam seminar yang mengusung tema 'Strategi Menyikapi Imbas Virus Corona dan Peran Strategis Pemerintah serta Stakeholder Pariwisata Daerah dalam Memajukan Pariwisata Bali' di  Graha Tirta Gangga Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, kemarin.

Menurutnya, wabah virus corona yang ditemukan di Wuhan, China berpengaruh cukup signifikan bagi pariwisata Bali karena kunjungan wisatawan ke Bali didominasi oleh turis China dan Australia.

BACA JUGA: Pariwisata Bali Pulih, Kedatangan Internasional Tumbuh 5,41%

Sebaran wisatawan bervariasi, ada daerah yang 100 persen mengandalkan wisatawan China sehingga sangat merasakan dampak virus corona.

Menyikapi situasi ini, pelaku pariwisata mulai pasang ancang-ancang meliburkan karyawan mereka. Hal ini lazim dilakukan saat pariwisata lesu.

Namun hal ini diharapkan tak akan terjadi karena pemerintah terus melakukan upaya membangkitkan kembali sektor pariwisata. Pelaku pariwisata diharapkan bersabar menghadapi situasi ini.

Sejumlah strategi yang ditempuh adalah menggalakkan pariwisata MICE (Meeting, Incentives, Conventions, Exhibitions) ke Bali, event-event yang sebelumnya teragenda dilaksanakan di wilayah terinfeksi, diharapkan bisa dialihkan ke Bali.

Selain itu, Bali juga minta pemerintah menambah rute penerbangan ke negara altenatif seperti Vietnam.

Slot kosong yang sebelumnya diisi dengan rute dari dan ke China diharapkan bisa dialihkan ke negara lain seperti India dan Vietnam.

Selain itu, pemerintah juga diharapkan menurunkan harga tiket penerbangan domestik. "Jangan hanya melihat dari sisi usaha penerbangan, namun pemerintah harus pula mempertimbangkan sektor ekonomi secara holistik," tuturnya. (rb/ara/mus/JPR)

 


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler