Isyarat Bu Mega soal Menteri dari Muhammadiyah dan NU

Jumat, 02 Agustus 2019 – 05:50 WIB
Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengharapkan di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendatang ada menteri dari Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Tak sekadar berharap, Presiden Kelima RI itu juga punya usul tentang posisi menteri dari dua organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam tersebut.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan, Megawati punya ide soal menteri perdagangan dari Muhammadiyah. Pemikiran itu didasari peran besar Islam dalam perdagangan di Indonesia.

BACA JUGA: PDI Perjuangan Tak Mau Mengikuti Cara NasDem

Hasto menjelaskan, Muhammadiyah yang berdiri pada 1912 tak lepas dari Saraket Islam yang mulanya organisasi dagang. “Ibu Megawati ingin menteri perdagangan dari Muhammadiyah,” ujar Hasto dalam diskusi dengan para pemimpin media massa di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Kamis (1/8) malam.

BACA JUGA: Analisis Ketum Muhammadiyah tentang Pertemuan Jokowi - Prabowo dan Isyarat soal MRT

BACA JUGA: Yusril: PBB Punya Banyak Tokoh Yang Pantas Masuk Kabinet Jokowi

Sementara untuk NU, Megawati menginginkan nahdiyin menjadi menteri sosial. “Karena setiap hari NU bersentuhan dengan kalangan miskin,” ucap Hasto.

Selain itu, PDIP juga punya ide tentang komposisi kabinet mendatang. Untuk posisi menteri koordinator tetap empat.

BACA JUGA: Prabowo dan Para Ketum KIK Bakal Berkumpul di Kongres PDIP

Namun, PDIP juga mengusulkan penggabungan beberapa kementerian. Misalnya, Kementerian Pemuda dan Olahraga disatukan dengan kementerian lain.

BACA JUGA: Yenny Wahid Kurang Sreg dengan Cara Petinggi PBNU Bicara soal Kursi Menteri

Namun, kata Hasto, hal itu sebatas usulan karena keputusan akhirnya ada di presiden. “Hak prerogatif ada pada Presiden Jokowi,” pungkasnya.(tan/ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PDIP Setuju Kursi Jaksa Agung Diisi Nonpartisan


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler