ITS Prediksi Jakarta Macet Total pada 2022

Rabu, 22 November 2017 – 11:24 WIB
Macet. Ilustrasi Foto: Ismail Pohan/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Intelligent Transport System (ITS) Indonesia menggelar konferensi internasional bertema "ITS Role in Future Mobility" di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (21/11).

Dalam acara ini, hadir Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, pakar teknologi transportasi nasional dan internasional.

BACA JUGA: Anies Didorong Hentikan Sementara Proyek Pusat Tanpa Amdal

Noni Purnomo selaku President ITS Indonesia menyebutkan, acara ini merupakan momentum kolaborasi antar lembaga untuk mengembangkan integrasi transportasi publik yang lebih baik.

Kemudian pemanfaatan teknologi secara lebih masif untuk transportasi secara tepat guna mewujudkan transportasi yang mudah, nyaman dan aman bagi masyarakat.

BACA JUGA: Atasi Kemacetan, Menhub Bakal Batasi Mobil Murah?

“Adanya ITS Indonesia sebagai bagian dari komunitas ITS global dapat dimanfaatkan untuk menjalin kerjasama baik dengan pemerintah ataupun industri dari negara lain agar kita dapat bergerak lebih cepat dalam menangani problem transportasi di Indonesia," kata Noni dalam sambutannya.

Menurutnya, Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa memiliki berbagai tantangan tersendiri.

BACA JUGA: Pembatasan Kendaraan Melintas di Jalur Tertentu, Seperti ini Pendapat Menhub

Selain tantangan di bidang pemerataan ekonomi, terdapat juga masalah urbanisasi, di mana saat lebih dari 53 persen penduduk berpindah dari daerah pedesaan menuju ke daerah perkotaan.

"Kareta itu daerah-daerah perkotaan mengalami masalah di bidang infrastruktur khususnya infrastruktur transportasi," kata dia.

Dia mencontohkan, daerah Jabodetabek memiliki populasi 31 juta jiwa. Tercatat pada 2015 sejumlah 47,5 juta perjalanan yang melintas masuk dan keluar Jakarta setiap harinya.

Angka tersebut meliputi 18,5 juta sepeda motor, 5,9 juta mobil pribadi serta 512 ribu bis. Dampak kemacetan yang ditimbulkan dapat secara langsung dirasakan oleh siapapun yang setiap hari melintas di jalanan kota Jakarta.

Saat ini kecepatan rata-rata kendaraan di waktu sibuk adalah sepuluh km per jam dan terus mengalami penurunan setiap tahun.

"Kerugian ekonomi yang tercatat sebagai dampak dari kemacetan di Jakarta adalah senilai USD 1 milyar pada 2010 dan diperkirakan akan meningkat menjadi USD 6,5 milyar pada 2020 apabila kondisi ini tidak diperbaiki," kata itu.

Selain itu, Jakarta diprediksi akan mengalami kemacetan total (grid lock) pada 2022, apabila tidak ada langkah-langkah yang komprehensif dalam menata ekosistem transportasi perkotaan.

Hal tersebut masih ditambah juga dengan angka resiko kecelakaan yang cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, serta dampak polusi yang ditimbulkan dari banyaknya kendaraan yang melintas di jalan raya.

"Berbagai upaya penanganan masalah-masalah transportasi memang telah dilakukan oleh beberapa pemangku kepentingan dan pelaku usaha, tetapi penanganan-penanganan tersebut pada umumnya masih bersifat adhoc dan sporadis sehingga masih belum dapat menjawab tantangan-tantangan secara menyeluruh," kata dia.

Sementara dalam berbagai forum transportasi global, disebutkan beberapa solusi untuk permasalahan transportasi perkotaan diantaranya adalah pengembangan transportasi publik terintegrasi yang nyaman dan mudah diakses oleh masyarakat secara lebih luas serta pemanfaatan teknologi untuk menunjang sarana dan prasarana pengelolaan operasional transportasi.

Sementara itu, Menhub Budi Karya mengapresiasi acara tersebut. Dia menilai, permasalahan transportasi kian hari semakin kompleks. Kareka itu, harus ada kajian akademik dan dibantu dengan perkembangan teknologi.

"Kalau saya lihat acara ini adalah organisasi yag mengakomodasi kegiatan dunia dengan teknologi baru yang sangat mempengaruhi kegiatan transportasi. Semoga ini memberikan terbosan dalam dunia transportasi," kata Budi.

Dalam sambutannya, Budi juga menyampaikan pemikiran Jokowi-JK tentang transportasi. Semua pihak diminta untuk berinovasi mencari terobosan di sektor transportasi.

"Oleh karena itu, kesempatan ini marilah kita berkabolarasi. Harus ada suatu proses timbal balik di dunia pendidikan, user, dan teknologi. Banyak sekali yang kami selesaikan, baik secara nasional maupun regional," tandas Budi. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemacetan Jabodetabek, Kemenhub Tawarkan 2 Solusi


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler