Iwan Djarot: Perkuat Karakter Bangsa dengan Pendidikan Budipekerti

Rabu, 13 Juni 2012 – 23:47 WIB
JAKARTA - Pembina Yayasan Pendidikan Bakrie, Iwan Djarot, mengatakan negara Indonesia harus memperkuat jatidiri dan karakter kebangsaannya dengan menerapkan kembali pendidikan budipekerti di sekolah dan perguruan tinggi. Fondasi budipekerti menurut Iwan sangat penting dan relevan di tengah perubahan sosial dan politik yang cukup cepat. Dengan dasar pendidikan budi pekerti yang kuat, maka masyarakat memiliki modal yang cukup dalam berinteraksi sosial sehingga berbagai perilaku negatif yang kini marak di masyarakat, bisa dieliminir.

“Pendidikan budi pekerti  yang pada masa Orde Baru dihapus, mestinya masuk lagi dalam sistem pendidikan kita. Sebab manusia seutuhnya dibangun dari pendidikan budi pekerti dan pendidikan karakter. Jika suatu ketika seseorang jadi pemimpin, pengusaha, dan juga birokrat, sudah memiliki dasar yang kokoh soal nilai, moral, etika, dan budipekerti maka karakter keindonesiaannya akan tetap utuh,” kata Iwan Djarot, kepada wartawam di Jakarta, Rabu (12/6).

Pentingnya pendidikan budi pekerti dan karakter ini dikemukakan karena saat ini pelajar, calon mahasiswa dan orang tua tengah sibuk mencari sekolah dan kampus bagi putera-puterinya untuk melanjutkan jenjang pendidikan berikutnya tanpa menjadikan faktor pendidikan budi perkerti sebagai pertimbangan mendasar.

Lemahnya fondasi budi pekerti, nilai moral, dan karakter serta budaya bangsa Indonesia mengakibatkan kita seperti kehilangan arah untuk membawa bangsa ini lebih maju. Tidak seperti bangsa Jepang, Korea, atau China yang memiliki semangat kebangsaan yang tinggi dan keinginan mengalahkan kehebatan bangsa lain.

“Jangan-jangan kita tidak memiliki kepentingan nasional. Celakanya lagi, tujuan nasional Indonesia pun, kita tidak punyai. Sungguh oronis, sebagai bangsa besar yang memiliki peradaban dan kebudayaan tinggi, seolah limbung menghadapi perubahan. Karena itu kembali pada karakter bangsa dan menanamkan pendidikan budi pekerti,” harap Iwan.

Lebih lanjut Presiden Komisaris Bakrieland menceritakan pengalamannya saat berada di China. Sejumlah elemen masyarakat yang ditanya tentang masa depan China, jabawannya mencengangkan, mereka ingin lebih maju dari Amerika Serikat di semua bidang. Dan jalan ke arah sana kini mulai terlihat. “Jadi, sangat penting menanamkan kebangsaan dan kehebatan Indonesia pada anak-anak sejak dini,” katanya.

Alumnus Tehnik Sipil Trisakti, 1997 dan Technische Hoge School, Delf, Belanda itu mencermati sistem pendidikan kita saat ini hanya mengejar kemampuan teori dan prestasi akademis semata, kurang memperhatikan kemampuan keterampilan. Jadi, ketika para mahasiswa sama-sama lulus, akan ada perbedaan, mahasiswa terampil dan mahasiswa yang hanya menguasai teori saja. Hal itu berpengaruh di kemudian hari saat bekerja.

“Menurut saya, saat ini dibutuhkan lebih banyak institute, untuk menghasilkan lulusan yang terampil, bukan perbanyak universitas yang banyak menghasilkan sarjana S1, tapi minim keterampilan, yang akhirnya banyak mengganggur,” ujar Iwan.

Dalam konteks pendidikan budi pekerti dan karakter ini, Iwan Djarot juga menyinggung memudarnya nilai-nilai keperwiraan atau sikap gentlemen. Ini terlihat ketika Pemilukada dan juga pemilu presiden, pihak yang kalah tidak mau mengakui pihak yang menang dan ujungnya timbul konflik diantara para pendukung kandidat. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sembunyikan Neneng, Dua WN Malaysia Dibekuk KPK

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler