JAKARTA - Ketidakharmonisan direksi Merpati Nusantara Airlines (MNA) pascapengangkatan Rudy Setyopurnomo sebagai Direktur Utama (Dirut) di maskapai BUMN itu mulai mencuat ke permukaan. Kamis (14/2), Direktur Operasional Merpati Asep Ekanugraha mengajukan pengunduran diri karena alasan itu. Dampaknya, izin operasi Merpati terancam dicabut.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Bambang S. Ervan mengatakan, posisi direktur operasional harus segera diisi karena merupakan posisi kunci (key person) dalam bisnis penerbangan. Bahkan, dalam pengajuan izin maskapai ke pemerintah, selain rencana kerja perusahaan, nama direktur operasional harus disebutkan. "Sebab, posisinya sangat terkait dengan keselamatan penerbangan," ujarnya.
Mengenai kisruh internal itu, Dirjen Perhubungan Udara Herry S. Bhakti akan segera memanggil Diut MNA Rudy Setyopurnomo. Selain itu, Kemenhub meminta segera ditentukan pengganti Asep.
Bambang menyebut pernah ada satu maskapai, yaitu Riau Airlines (RAL), yang mengalami pencabutan Air Operator's Certificate (AOC) gara-gara hal serupa. "AOC dicabut karena direktur operasionalnya menggundurkan diri dan lama diganti," kata dia.
Asep Ekanugraha dalam keterangan tertulisnya yang disampaikan ke media menyatakan mengajukan pengunduran diri dari posisinya saat ini karena merasa tidak sanggup lagi mengatasi berbagai persoalan di perusahaan. "Saya merasa perlu untuk menyampaikan beberapa hal yang kali ini sudah berada di luar kendali," ungkapnya.
Asep mengutarakan empat poin alasan yang membuatnya harus mundur. Alasan pertama, alat produksi semakin berkurang sehingga berkurang juga pemasukan dan kemampuan perusahaan menunaikan kewajiban kepada pihak ketiga, termasuk merawat alat produksi yang tersisa.
Alasan kedua, adanya gerakan ketidakpercayaan kepada manajemen yang sudah meluas di kalangan karyawan dan merambah ke ranah operasional. Alasan ketiga, upayanya sebagai direktur operasional untuk memperbaiki keadaan ditanggapi dengan arogansi yang mengakibatkan terjadinya perombakan jajaran manajemen di direktorat operasi tanpa mempertimbangkan efek tindakan tersebut.
Alasan keempat, kondisi perusahaan semakin buruk, menurut dia, bukan karena karyawan kurang bekerja keras, tetapi justru penghargaan yang mereka dapat setelah bekerja keras tidak sebanding dengan harapan. "Akibatnya, terjadi penurunan kepedulian terhadap performa perusahaan," ujarnya.
Secara terpisah, Menteri BUMN Dahlan Iskan tidak mempermasalahkan pengunduran diri direktur operasional Merpati tersebut. Menurut dia, keputusan itu merupakan pilihan. "Kalau mau mundur, ya tidak apa-apa. Itu terserah. Karakter orang beda-beda," katanya.
Dahlan menyatakan, posisi yang lowong dalam direksi Merpati harus segera diisi. Namun, mantan Dirut PLN itu belum menyebut siapa yang bakal ditunjuk. "Sedang diurus sama deputi," katanya. (wir/fal/c7/dos)
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Bambang S. Ervan mengatakan, posisi direktur operasional harus segera diisi karena merupakan posisi kunci (key person) dalam bisnis penerbangan. Bahkan, dalam pengajuan izin maskapai ke pemerintah, selain rencana kerja perusahaan, nama direktur operasional harus disebutkan. "Sebab, posisinya sangat terkait dengan keselamatan penerbangan," ujarnya.
Mengenai kisruh internal itu, Dirjen Perhubungan Udara Herry S. Bhakti akan segera memanggil Diut MNA Rudy Setyopurnomo. Selain itu, Kemenhub meminta segera ditentukan pengganti Asep.
Bambang menyebut pernah ada satu maskapai, yaitu Riau Airlines (RAL), yang mengalami pencabutan Air Operator's Certificate (AOC) gara-gara hal serupa. "AOC dicabut karena direktur operasionalnya menggundurkan diri dan lama diganti," kata dia.
Asep Ekanugraha dalam keterangan tertulisnya yang disampaikan ke media menyatakan mengajukan pengunduran diri dari posisinya saat ini karena merasa tidak sanggup lagi mengatasi berbagai persoalan di perusahaan. "Saya merasa perlu untuk menyampaikan beberapa hal yang kali ini sudah berada di luar kendali," ungkapnya.
Asep mengutarakan empat poin alasan yang membuatnya harus mundur. Alasan pertama, alat produksi semakin berkurang sehingga berkurang juga pemasukan dan kemampuan perusahaan menunaikan kewajiban kepada pihak ketiga, termasuk merawat alat produksi yang tersisa.
Alasan kedua, adanya gerakan ketidakpercayaan kepada manajemen yang sudah meluas di kalangan karyawan dan merambah ke ranah operasional. Alasan ketiga, upayanya sebagai direktur operasional untuk memperbaiki keadaan ditanggapi dengan arogansi yang mengakibatkan terjadinya perombakan jajaran manajemen di direktorat operasi tanpa mempertimbangkan efek tindakan tersebut.
Alasan keempat, kondisi perusahaan semakin buruk, menurut dia, bukan karena karyawan kurang bekerja keras, tetapi justru penghargaan yang mereka dapat setelah bekerja keras tidak sebanding dengan harapan. "Akibatnya, terjadi penurunan kepedulian terhadap performa perusahaan," ujarnya.
Secara terpisah, Menteri BUMN Dahlan Iskan tidak mempermasalahkan pengunduran diri direktur operasional Merpati tersebut. Menurut dia, keputusan itu merupakan pilihan. "Kalau mau mundur, ya tidak apa-apa. Itu terserah. Karakter orang beda-beda," katanya.
Dahlan menyatakan, posisi yang lowong dalam direksi Merpati harus segera diisi. Namun, mantan Dirut PLN itu belum menyebut siapa yang bakal ditunjuk. "Sedang diurus sama deputi," katanya. (wir/fal/c7/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Honda Target Penjualan 100 Ribu Unit
Redaktur : Tim Redaksi