JAKARTA-Siswa-siswi SMK belakangan ini menjadi sorotan. Ternyata, mereka mampu merakit sendiri mobil Esemka, Pickup, Moko, dan bahkan pesawat. Pasti tak sedikit yang meragukan kualitas pesawat Jabiru J430 karya siswa SMK 29 Jakarta ini. Namun, Sugeng dari Federasi Aero Sport Indonesia, berani menjamin keamanan pesawat tersebut. Jabiru sendiri diambil dari nama salah satu jenis burung asal Australia.
Sugeng adalah pemegang lisensi pesawat jenis jelajah ini untuk Indonesia dari pabriknya di Australia. ’’Saya mendapatkan lisensi ini karena sekolah di pabrik Australia untuk perakitan dan engine,’’ ujarnya ketika ditemui INDOPOS (Grup JPNN) di SMK 29 Jl. Prof Jokosutono SH No 1, Kebayoran Baru, Jakarta, kemarin (12/1).
Saat ini, jelasnya, sudah ada sekitar delapan pesawat Jabiru di Indonesia. Pesawat jenis ini sangat lebih baik dari pesawat lain dan sangat relevan dipakai. ’’Dari segi safety dia sangat save punya sertifikasi pesawat ini bagus. Terutama begitu dibawa ke Indonesia performanya berubah jadi lebih baik dari pada pabriknya,’’ kata pria yang menjadi guru tamu untuk mengajar perakitan pesawat itu.
Pria yang berprofesi sebagai teknisi merangkap penerbang itu mengungkapkan, dengan merakit sendiri, pelajar SMK bisa belajar langsung secara riil di lapangan. ’’Dengan komposit seperti ini membuat mereka lebih confidence di lapangan pekerjaan,’’ tandasnya. Pelajar SMK ini, lanjutnya, memiliki kualitas sangat baik. ’’Terutama siswa kelas tiga,’’ tambahnya.
Sugeng menjelaskan, pesawat Jabiru yang terbuat dari komposit termasuk kategori pesawat jelajah. ’’Dengan bahan bakar yang hanya 140 liter dia bisa terbang selama tujuh jam. Bisa dari Jakarta sampai Bali,’’ katanya.
Negara Indonesia sebagai negara kepulauan, menurutnya, sangat cocok menggunakan pesawat jenis ini. ’’Kalau negara kepulauan itu menggunakan Jabiru yang memakai komposit, itu lebih baik. Tidak korosi akibat terkena air laut atau udara lembab. Lagi pula pulau kita kan jauh-jauh. Jabiru bisa mencapai pulau-pulau terpinggir,’’ jelas Sugeng.
Dengan demikian, lanjut dia, pulau-pulau terpinggir kita bisa hidup. Proyek ini membuktikan kalau SMK peduli dengan ketahanan nasional. ’’Itu yang bisa bikin hebat negara kita,’’ jelasnya.
Rencananya, pesawat ini dilengkapi float, agar bisa mendarat di air. ’’Performa saat ini bagus. Malah kecelakaan-kecelakaan yang terjadi malah pesawat bersertified contohnya cessna. Ini terbukti saya sudah pernah terbang menggunakan pesawat ini sampai Kuala Lumpur,’’ katanya. Sebagai guru tamu, Sugeng bertugas mengawasi mereka selama praktik. (dew)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahasiswa Minta Bagian Dana Bos?
Redaktur : Tim Redaksi