Jadi Alternatif, PSI Populer di Media Sosial

Senin, 01 Februari 2016 – 15:20 WIB
Ketua Umum PSI, Grace Natalie. Foto JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Boni Hargens mengatakan ada kejenuhan di kalangan pemilih di perkotaan. Kondisi itu membaut pemilih yang umumnya dari kalangan anak muda dan kelas urban menengah mencari partai alternatif.

Partai alternatif yang dimaksud adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Kemunculan PSI mendapat sambutan positif.

BACA JUGA: FAKSI Desak Polri Usut Kasus Dugaan Penganiayaan yang Dilakukan Masinton Pasaribu

"PSI sebagai partai alternatif bagi anak muda dan kelas menengah perkotaan di tengah kebosanan mereka terhadap program-program yang ditawarkan partai-partai yang sudah mapan saat ini," kata Boni di Jakarta, minggu (31/1).

Boni menjelaskan, para anak muda dan juga kelas menengah perkotaan ini masih ingin melihat gebrakan dan apa yang ditawarkan oleh partai besutan Grace Natalie dibanding dengan partai yang sudah ada.

BACA JUGA: Siap Terima Aduan, MKD Pantau Kasus Staf Masinton Pasaribu

"Yang pas mereka (pengurus PSI) semuanya baru yang belum terkontaminasi dengan kondisi politik yang ada, sehingga diharapkan mempunyai tawaran yang menggiurkan yang diharapkan kalangan urban," harap dia.

Di era digital saat ini, Boni mengungkapkan semua partai politik pasti akan menggarap media sosial sebagai alat kampanye mereka. Caranya, parpol akan melakukan modifikasi cara kampanye dengan
mendekati kalangan anak muda dan kaum perkotaan melalui media sosial seperti twitter, Facebook agar mereka lebih mengenal program-program yang ditawarkan oleh partai.

BACA JUGA: Pak Jokowi, Tolong Dengar Kata Fadli Zon soal Proyek Kereta Cepat

"Tapi perlu diingat jumlah pemilih diperkotaan dan anak muda tidak menjadi penentu utama dalam pemilu. Soalnya masih banyak pemilih yang tinggal di pedesaan dan tidak terjangkau internet," sebut dia.

Dengan demikian, banyaknya pengikut di media sosial tidak berbanding lurus dengan banyaknya pemilih pada pemilu 2019. "Media sosial hanya salah satu cara untuk menggaet pemilih," sebut dia.

Selain itu, followers juga belum tentu suka apa yang diikutinya. "Jadi masih harus dipilah-pilah dulu, mana followers yang selalu memperbincangkan secara positif dan mana yang tidak. Kalau positif bisa dipastikan akan menjadi pemilih bagi partai yang bersangkutan," pungkasnya.

Berdasarkan hasil riset Instute for Transformation Studies (INTRANS) di media sosial seperti, Facebook fans, Twitter followers, Instragram followers, Google+ followers, dan YouTube subscribers diperoleh hasil bahwa Partai Gerindra sebagai partai yang mempunyai paling banyak pengikut sebanyak 3,8 juta followers.

Selanjutnya, PDIP 1,6 juta pengikut, Partai Solidaritas Indonesia 1,1 juta. Menyusul berikutnya, Partai Hanura (555 ribu pengikut), PKS (250 ribu), Demokrat (189 ribu), PAN (143 ribu), Golkar (104 ribu), Perindo (48 ribu), NasDem (47 ribu), PPP (16 ribu) dan PKB (13 ribu). (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kalau Modern, PKS Ditantang Berani Buka Kesalahan Fahri Hamzah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler