Jadi Calon Tunggal Panglima TNI, Ini Profil Marsekal Hadi

Senin, 04 Desember 2017 – 12:19 WIB
Presiden Joko Widodo saat melantik Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) di Istana Negara, Rabu (18/1). Foto: M Fathra Nazrul/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Hadi Tjahjanto menjadi calon tunggal posisi Panglima TNI menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo.

Surat penunjukannya dari Presiden Joko Widodo diantarkan Mensesneg Pratikno kepada Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Senin (4/12) pagi.

BACA JUGA: Jokowi Minta Proses Pergantian Gatot Cepat Dilakukan

"Kelihatannya alasannya karena memang persiapan untuk masa pensiun Pak Gatot," tegas Fadli di gedung DPR, Jakarta, Senin (4/12).

Nama Hadi selama ini memang santer disebut-sebut menjadi pengganti Gatot yang akan pensiun Maret 2018.

BACA JUGA: Hadi Tjahjanto Calon Tunggal Panglima TNI

Sosok alumnus Akademi Angkatan Udara 1986, itu sudah berpengalaman dan pernah mengemban jabatan strategis di lingkungan TNI.

Saat ini, Hadi baru berusia 54 tahun. Hadi baru akan pensiun pada November 2021.

BACA JUGA: Jenderal Gatot Ajak Umat Teladani Rasulallah

Perwira tinggi TNI kelahiran Malang, Jawa Timur, 8 November 1963 itu pernah menjabat Sekretaris Militer Kepresidenan (Sesmilpres) 2015-2016 atau di era Presiden Jokowi.

Sesmilpres di bawah naungan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg). Hadi bahkan pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI AU.

Hadi juga pernah menjabat sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan. Kariernya di AU juga sudah terbilang moncer.

Dia pernah menjad Instruktur Penerbangan Pangkalan Udara Adi Sucipto, Kepala Dinas Personel Lanud Abdulrachman Saleh, Komandan Lanud Adisumarmo.

Pernah juga menjabat Direktur Operasi dan Latihan Badan SAR Nasional, Komandan Lanud Abdulrachman Saleh. Pada 2017, Hadi diangkat sebagai KSAU sampai sekarang.

TNI AU dianggap paling layak mendapat giliran menjadi panglima TNI. Mengingat, sudah lama tidak ada panglima TNI berpangkat Marsekal.
Terakhir, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah mengangkat Panglima TNI berpangkat Marsekal pada 2006.

Dia adalah Marsekal Djoko Suyanto yang menjabat panglima kurang lebih 22 bulan.

Setelah itu, panglima dijabat TNI AD, lalu berlanjut TNI AL, dan kemudian kembali lagi TNI AD dua kali.

Yakni, Jenderal Moeldoko dilanjutkan Jenderal Gatot Nurmantyo.

"Karena itu, kami dorong dari TNI Angkatan Udara, untuk kohesivitas,’’ kata Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin dalam sebuah diskudi di Jakarta Pusat, Kamis (23/11) lalu.

Selain persoalan kohesivitas, dorongan agar AU menjadi panglima juga untuk mendukung visi poros maritim dunia yang digagas Presiden Joko Widodo. (boy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Danrem-Dandim Harus Waspada Menghadapi Tahun Politik


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler