jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Pancasila Gede Munanto menilai sosok Airlangga Hartarto sebagai menteri ataupun ketua umum Golkar belum bisa dibanggakan. Alasannya, Airlangga sebagai pembantu presiden ataupun ketua umum partai berlambang beringin itu belum memiliki prestasi yang moncer
“Minimnya prestasi Airlangga tentu bukan hanya menjadi catatan negatif di mata publik dan pelaku industri, tetapi juga hal yang memalukan buat Golkar, partai yang selama ini dikenal sebagai gudangnya teknokrat andal. Apalagi di Partai Golkar sendiri prestasi Airlangga sebagai ketua umum juga sama buruknya,” ujar Munanto melalui layanan pesan ke jpnn.com, Rabu (13/11).
BACA JUGA: Percayalah, Airlangga Pasti Rangkul Loyalis Bamsoet
Direktur Pusat Kajian Komunikasi Politik Indonesia (PKKPI) itu menambahkan, Golkar justru jeblok di bawah kepemimpinan Airlangga. Suara Golkar di Pemilu 2019 merupakan yang terendah dibandingkan sebelumnya.
Golkar yang meraih 14,75 persen suara dan 91 kursi DPR hasil Pemilu 2014, pada pesta demokrasi tahun ini hanya mengantongi 11,71 persen suara dan 85 kursi DPR. “Di era Airlangga Hartarto sebagai ketua umum inilah perolehan suara dan kursi Golkar terjeblok sepanjang sejarah,” sebut Munanto.
BACA JUGA: Airlangga Hartarto Larang Anggota FPG DPR RI Tinggalkan Jakarta
Wartawan senior yang juga kandidat doktor ilmu politik di Universitas Padjadjaran itu menambahkan, kinerja Airlangga saat menjadi menteri perindistrian pun tak begitu moncer. Munanto mengatakan, publik masih mengingat keluhan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang impor cangkul.
“Keluhan Presiden Jokowi terhadap hal kecil yang seharusnya bisa diciptakan Airlangga saat menjadi menteri perindustrian. Kalaupun Airlangga kemudian dipilih Jokowi sebagai Menko Perekonomian, itu lebih pada bargaining position dia sebagai ketua umum Golkar, bukan karena prestasinya,” ucap Munanto.(ara/jpnn)
BACA JUGA: Calon Doktor Unpad: Airlangga Jangan Terbuai Pujian Jokowi, Ingat Kasus Setnov
Redaktur & Reporter : Antoni